
Masih banyak generasi muda yang keliru memahami sejarah. Bahkan tidak sedikit yang mengira Soekarno-Hatta adalah satu orang. Fenomena ini diungkapkan kurator pameran Jejak Integritas Hatta dan Mereka yang Melawan Hingga Akhir Hayat, Erwien Kusuma, sebagai cermin pentingnya edukasi sejarah bangsa.
“Bayangkan, masih banyak anak muda yang mengira Soekarno-Hatta itu satu orang,” ujarnya kepada Media Indonesia di Tanah Kusir, Sabtu (16/8).
Pameran yang berlangsung di Taman Makam Bung Hatta, TPU Tanah Kusir, digelar oleh Yayasan Hatta bekerja sama dengan sejumlah lembaga seperti Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA), LP3ES, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), dan komunitas antikorupsi. Acara ini bertepatan dengan peringatan 123 tahun kelahiran Bung Hatta, Proklamator dan Wakil Presiden pertama RI.
Menurut Erwien, kehadiran pameran tidak hanya sekadar memperingati hari lahir Bung Hatta, tetapi juga menyajikan narasi penting tentang integritas yang diwariskan Bung Hatta serta para tokoh bangsa lain yang dimakamkan di Tanah Kusir.
“Bersemayamnya mereka di sini adalah isyarat kuat, ikut bersama rakyat, sebagaimana Bung Hatta menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan karena kecewa pada praktik korupsi yang mencederai nilai kepahlawanan,” jelasnya.
Selain itu, Erwien menekankan pentingnya pameran keliling dan keterlibatan sekolah-sekolah dalam rangkaian kegiatan Yayasan Hatta.
“Generasi sekarang mengenal Hatta hanya lewat uang seratus ribu. Itulah sebabnya kami mendatangi sekolah-sekolah, agar mereka bisa memahami bahwa Hatta bukan sekadar nama, tapi teladan integritas,” tambahnya.
Tahun ini, antusiasme masyarakat meningkat signifikan dibanding pameran sebelumnya. Sejak hari pertama, ratusan pelajar datang berkunjung hampir setiap pagi, diikuti tokoh masyarakat, akademisi, hingga komunitas.
“Kalau tahun lalu kami masih merintis, tahun ini jauh lebih ramai karena jaringan sekolah yang pernah kami datangi ikut hadir bersama siswanya,” tutur Erwien.
Pameran ini menampilkan arsip, foto, hingga karya seni yang menceritakan kisah Bung Hatta dan 12 tokoh bangsa lain seperti Hamka, Mr Roem, Syafruddin Prawiranegara, hingga Soekanto Tjokrodiatmodjo. Selain itu, ada juga testimoni keluarga tokoh, diskusi publik, hingga kegiatan edukatif bersama pelajar.
Rangkaian pameran akan berlangsung hingga 17 Agustus 2025. Antusiasme masyarakat pun tinggi, mulai dari pelajar, akademisi, tokoh masyarakat, hingga komunitas turut hadir untuk mengenang jejak integritas Bung Hatta beserta para sahabatnya. (E-3)