
GAJAH super dengan gading raksasa yang hampir menyentuh tanah ditemukan di Afrika. Kini jumlahnya sangat sedikit dan menjadi perhatian para pecinta satwa.
Diperkirakan gajah super yang masih hidup di alam liar kurang dari 30 ekor. Fotografer satwa liar berusaha memotret mereka sebelum benar-benar hilang selamanya.
Gajah Super yang Langka
Gajah super yang dikenal sebagai ‘gajah besar’, memiliki gading yang masing-masing beratnya lebih dari 100 pon atau 45 kilogram. Gading panjang itu sering menyentuh tanah saat mereka berjalan di sabana Afrika.
Sifat langka ini terjadi akibat variasi genetik yang membuat gading tumbuh lebih cepat dan lebih panjang. Keunikan gading itu yang menjadikan gajah sebagai target perburuan liar.
Populasi yang Kian Menyusut
Tsavo Trust, lembaga pemantau populasi gajah di Kawasan Konservasi Tsavo, Kenya, melaporkan saat ini jumlah gajah super di Afrika tinggal kurang dari 30 ekor. Sebagian besar berada di Kenya selatan, salah satu benteng terakhir spesies besar ini.
Kawasan Konservasi Tsavo menjadi habitat penting yang diawasi ketat untuk melindungi mereka dari pemburu. Melihat gajah super di alam liar kini menjadi pemandangan yang semakin jarang.
Sang Pengagum Gajah
Federico Veronesi, seorang fotografer kelahiran Italia yang menghabiskan waktunya bertahun-tahun mendokumentasikan gajah super. Buku terbarunya, ‘Walk the Earth’ adalah penghormatan bagi para gajah super.
Veronesi pertama kali terpikat oleh satwa liar Afrika sejak kecil. Ketertarikan itu membawanya pindah ke Kenya dan memulai karier sebagai fotografer satwa liar, dengan gajah sebagai fokus utamanya.
“Fotografi hampir seperti media yang memungkinkan saya untuk tetap berada di antara hewan dan mengekspresikan rasa cinta saya kepada mereka,” kata Veronesi.
Pertemuan dengan Gajah Ikonik
Salah satu momen paling berkesan bagi Veronesi adalah saat ia bertemu Tim pada 2010. Tim merupakan gajah super ikonik di Taman Nasional Amboseli yang terkenal dengan gadingnya yang sangat panjang.
Bagi Veronesi, pertemuan itu seperti mimpi masa kecil yang menjadi nyata. Tim mengingatkannya pada kisah Ahmed, gajah bergading besar yang dilindungi sebagai "monumen hidup" di Kenya.
Pencarian Balguda
Balguda, gajah jantan yang disebut sebagai ‘yang terhebat yang masih hidup’ hanya sesekali terlihat dari patroli udara. Veronesi menghabiskan bertahun-tahun mencarinya.
Pada Agustus 2023, ia akhirnya menemukan Balguda di Tsavo. Momen itu menjadi pengalaman paling emosional selama karier fotografinya. “Saya selalu berkata pada diri sendiri, jika saya menemukannya, maka saya akan menulis buku itu,” ungkapnya.
Fotografi untuk Konservasi
Walk the Earth bukan sekadar buku foto, tetapi juga ajakan untuk melindungi gajah. Veronesi menekankan bahaya dari perburuan, kerusakan habitat, serta konflik dengan manusia.
Ia menyumbangkan foto-fotonya ke organisasi konservasi dan berbicara di tingkat internasional. Langkah ini ditujukan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya melindungi gajah super dari ancaman kepunahan.
Veronesi selalu berusaha membuat penonton merasa terhubung dengan gajah yang ia potret. Ia memotret dari sudut rendah agar gajah tampak menjulang megah.
Baginya, gajah melambangkan kebijaksanaan, kesabaran, dan aura ketenangan. "Mereka membuat semuanya tampak baik-baik saja. Seolah-olah seluruh dunia sedang merumput dan tidak ada yang terjadi,” tutupnya. (CNN/Z-2)