
Dua WN Korea Selatan tewas karena gagal mendarat saat bermain paralayang di sekitar wilayah Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (18/7) sekitar pukul 12.30 WITA lalu.
Keduanya jatuh ke perairan laut Pantai Tanah Barak sedalam kurang lebih 1 meter atau sekitar 4 meter dari tepian pantai.
Korban merupakan pasangan suami istri bernama Han Seojin Han (laki-laki, 43 tahun) dan Hwang Jinah (perempuan, 41 tahun).
"Saat mendarat di laut, karena panik, kedua korban tidak bisa melepaskan harness cocoon atau peralatan tempat duduk paralayang, sehingga kedua korban posisi tubuh di bawah air," kata Kasi Humas Polresta Denpasar saat dikonfirmasi, Selasa (22/7).
Kasus ini bermula saat kedua korban bermain paralayang bersama tiga temannya yang juga berasal dari Korea Selatan. Mereka mengudara sekitar 10 menit. Beberapa menit kemudian, terjadi perubahan arah angin sehingga mereka memutuskan kembali ke daratan.
Tiga orang teman korban berhasil mendarat namun kedua korban gagal mendarat sehingga terjatuh ke lautan.
Teman korban bersama warga di sekitar lalu terjun ke laut menyelamatkan mereka.
Kedua korban ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Nahas, kedua korban dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Korban Punya Lisensi Pilot Paralayang
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tiga orang temannya, kedua korban memiliki kemampuan bermain paralayang. Mereka memiliki lisensi dan sudah sering menjelajahi berbagai tempat untuk wisata paralayang.
"Kedua korban dan teman-temannya sebelum berangkat ke Bali telah melakukan pemeriksaan fisik di Korea Selatan dan dinyatakan dalam keadaan sehat," katanya.
Mereka tiba di Bali pada Sabtu (17/7) sekitar pukul 11.30 WITA. Mereka bahkan membawa satu orang instruktur paralayang sebagai pendamping dari Korea Selatan.
Main Paralayang Solo dan Instruktur Sendiri
Polisi sudah memeriksa manajemen Panda Paragliding, objek wisata bermain Paralayang. Namun, menurut keterangan Panda Paragliding, korban meminta bermain secara mandiri dan didampingi instruktur pribadi.
"Mereka bermain paralayang solo dengan mesin jenis yang berbeda beda dan alat-alat yang dipergunakan adalah milik sendiri yang dibawa langsung dari Korea Selatan," katanya.
Sementara itu, pihak keluarga, kata Sukadi, tidak bersedia dilakukan autopsi. Keluarga memutuskan mengkremasi dan membawa abu korban ke kampung halaman untuk disemayamkan. Mereka berangkat pada dini hari tadi.
"Keluarga telah membuat surat pernyataan bahwa telah ikhlas menerima kematian kedua korban sebagai suatu musibah dan tidak akan melakukan penuntutan terhadap siapa pun," katanya.