Pastikan tidak ada barang-barang yang terlewatkan saat berkemas, terutama barang-barang penting, seperti paspor, dompet, dan lain-lain.
Namun, ternyata ada beberapa kebiasaan tamu yang justru membuat pekerjaan housekeeping menjadi lebih sulit, meski niatnya dianggap membantu.
Dilansir Travel Nine, seorang staf kebersihan mengungkapkan bahwa hal yang paling tidak mereka harapkan adalah tamu meninggalkan kamar dengan tempat tidur yang sudah dirapikan.
“Kami lebih senang menemukan seprai dan sarung bantal terlepas di lantai, ketimbang harus membongkar ranjang yang sudah dibuat ulang dengan rapi,” ungkapnya.
Menurutnya, kasur yang berantakan bisa menghemat banyak waktu, karena seluruh linen hotel selalu diganti, dicuci, dan disterilkan setiap kali ada tamu baru.
Selain urusan tempat tidur, ada juga etika lain yang sering dilupakan tamu, seperti meletakkan baki room service di lorong hotel.
Menurut pakar etiket Myka Meier, kebiasaan ini dianggap tidak sopan, karena bisa menimbulkan bau, terlihat berantakan, bahkan menjadi bahaya tersandung bagi tamu lain. Cara yang benar adalah dengan menghubungi room service, agar baki segera diambil.
Tak hanya itu, perdebatan juga muncul soal apakah tamu harus check-out langsung di resepsionis, atau cukup meninggalkan kunci kamar dan keluar begitu saja.
Sebuah survei di Australia menunjukkan bahwa 70 persen tamu merasa wajib datang ke meja depan sebagai bentuk sopan santun, sementara generasi muda lebih memilih kepraktisan.
Bagi para traveler, memahami etika kecil seperti ini bisa membuat pengalaman menginap lebih menyenangkan, baik untuk diri sendiri maupun staf hotel yang bekerja keras di balik layar.
Jadi, saat liburan berikutnya, kamu mungkin tak perlu lagi merapikan ranjang sebelum pergi, tapi jangan lupa tetap ucapkan terima kasih kepada housekeeping yang membuat kamarmu jadi nyaman selama menginap, ya.