Dokter Piprim: Campak Bisa Jadi KLB Dipicu Imunisasi Turun 60 Persen

3 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Kasus kejadian luar biasa (KLB) campak kembali mencuat di Indonesia. Data terakhir mencatat, penyakit yang seharusnya bisa dicegah lewat imunisasi ini sudah menyebar di 46 wilayah di 14 provinsi, termasuk Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K), menegaskan bahwa campak bukan sekadar penyakit biasa. Penularannya justru jauh lebih berbahaya dibanding Covid-19 yang sempat menggemparkan dunia.

"Campak adalah penyakit yang sangat menular, jauh lebih menular daripada Covid. Kalau cakupan imunisasi turun hingga 60 persen saja, sudah bisa menimbulkan KLB di mana-mana," ujar dokter Piprim.

Campak dikenal sebagai salah satu penyakit paling menular di dunia. Piprim menyebut, tingkat penularan campak bisa mencapai empat hingga lima kali lipat lebih tinggi dibanding Covid-19.

Kondisi ini membuat cakupan imunisasi harus dijaga di level sangat tinggi agar mampu melindungi masyarakat. 

"Untuk penyakit yang amat menular seperti campak, cakupan imunisasi MR (Measles Rubella) harus di atas 95 persen supaya terbentuk herd immunity atau kekebalan komunitas," ujarnya.

KLB Campak Bukti Turunnya Imunisasi

Sayangnya, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam hal cakupan imunisasi. Turunnya angka partisipasi imunisasi, terutama di daerah-daerah, menjadi pintu masuk bagi munculnya KLB.

Menurut Piprim, setiap muncul KLB penyakit menular sebenarnya menjadi cermin adanya gap dalam cakupan imunisasi. Ini menunjukkan bahwa masih banyak anak yang belum mendapatkan perlindungan penuh dari vaksin, padahal penyakit campak sudah lama dikenal dan seharusnya bisa dicegah. 

"Setiap ada KLB, ini adalah bukti adanya penurunan signifikan dari cakupan imunisasi. Ini bukan masalah lokal, tapi juga masalah nasional," tambahnya. 

Selain campak, Indonesia juga masih berkutat dengan penyakit lama lain seperti cacingan, rabies, dan hepatitis A, yang hingga kini belum bisa ditangani tuntas. Hal ini menunjukkan pentingnya peran imunisasi dalam mencegah wabah-wabah lama yang muncul kembali.

Edukasi dan Peran Pemerintah Sangat Penting

Piprim menilai bahwa edukasi masyarakat tentang imunisasi menjadi kunci utama untuk mencegah KLB campak di masa depan. Dia mendorong agar masyarakat tidak lagi ragu atau khawatir memberikan imunisasi kepada anak-anak mereka. 

"KLB ini sebenarnya bisa diatasi dengan mengedukasi dan memotivasi kembali masyarakat yang galau dengan imunisasi. Ayo sama-sama kita ingatkan dan kita sadarkan," kata Piprim. 

Lebih jauh, dia juga menyoroti peran pemerintah dalam memastikan program imunisasi berjalan dengan baik. Menurutnya, jangan sampai upaya promotif dan preventif seperti imunisasi terabaikan karena terlalu sibuk dengan urusan birokrasi.

"Pak Menkes jangan sibuk mutasi-mutasi melulu. Masalah begini ini seharusnya jadi perhatian besar, karena dampaknya bisa menyebabkan kematian yang cukup banyak," ujarnya.

Vaksin Harus Tersedia Hingga Pelosok

IDAI sendiri menyatakan siap berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pihak lain untuk memperkuat program imunisasi nasional. Salah satu hal yang ditekankan adalah ketersediaan vaksin hingga ke pelosok negeri.

"Kami berharap pemerintah mengalokasikan sumber daya yang memadai, memastikan vaksin tersedia hingga ke pelosok," kata Piprim. 

Dia juga mengajak media massa untuk terus berperan aktif dalam memberikan edukasi publik mengenai pentingnya imunisasi. Menurutnya, menurunkan keraguan masyarakat terhadap imunisasi adalah langkah penting agar KLB campak tidak terus berulang.

"Edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kembali kepercayaan atau menurunkan kegalauan terhadap imunisasi ini amat sangat penting. Supaya KLB penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi tidak berulang kali terjadi di berbagai daerah," pungkas Piprim.

Foto Pilihan

Murid sekolah dasar diperiksa mulut dan giginya saat kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SD Prestasi Global, Depok, Jawa Barat, Senin (4/8/2025).
Read Entire Article