Mayoritas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memilih untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Mereka lebih memilih mencari pekerjaan. Namun hal berbeda dipilih M. Faisal, lulusan salah satu SMK di Surabaya.
Selepas lulus dari bangku SMK tahun ini putra kedua dari tiga bersaudara ini memilih lanjut kuliah. Pilihan Faisal ini lantas mengundang cibiran dari teman-temannya.
"Iya (dicibir), kata mereka 'Lapo kuliah iku wis tuwek kok sekolah ae, langsung kerjo ae' (kenapa kuliah, sudah tua kok sekolah terus, langsung kerja saja)" tutur Faisal menirukan cibiran teman-temannya.
Namun tekad Faisal untuk kuliah tak padam. Apalagi sang ayah memberinya kebebasan untuk memilih. Merasa kuliah adalah kebutuhan dan penentu masa depannya, Faisal tetap lanjut dan tak menghiraukan omongan temannya.
"Kalau ayah terserah saya, kalau mau lanjut kuliah ayah mendukung, yang penting saya jalaninya serius," imbuhnya.
Meski tekad kuliah cukup kuat, namun Faisal tetap tak ingin membebani sang ayah yang kesehariannya hanya bekerja sebagai kuli bangunan. Maka Faisal pun mencari informasi terkait beasiswa kuliah yang bisa ia dapatkan.
"Kemudian saya diinfo kakak sepupu soal beasiswa KIPK (Kartu Indonesia Pintar Kuliah) di Unusa. Saya akhirnya coba daftar," terangnya saat ditemui Basra di kediamannya belum lama ini.
Dengan usaha dan keteguhannya, Faisal bisa lolos program tersebut. Kini dia resmi menyandang status mahasiswa baru Unusa program studi S1 Manajemen.
Sebagai penerima beasiswa KIPK Unusa, Faisal tidak hanya akan kuliah tanpa biaya sepeserpun hingga lulus, tapi juga akan mendapatkan 1 unit tablet untuk menunjang perkuliahannya.
"Alhamdulillah akhirnya saya bisa kuliah tanpa membebani ayah. Saya ingin membahagiakan ayah," tegasnya seraya mengulum senyum.
Banyak hal sulit yang dihadapi Faisal sejak kecil. Sejak usia 4 tahun, Faisal sudah ditinggal sang ibu.
Dia yang awalnya lahir dan tinggal di Jombang, kemudian dibawa ayahnya ke Surabaya supaya bisa merawatnya langsung. Lantaran ayahnya yang buruh kuli di Surabaya, sehingga sebelumnya hanya bisa bertemu seminggu sekali.
Sejak di Surabaya, Faisal lanjut bersekolah di taman kanak-kanak, namun tidak ingin lanjut sekolah di Sekolah Dasar.
"Udah dipaksa buat sekolah, tapi tetep nggak mau sekolah," ungkapnya.
Hingga akhirnya saat usia 9 tahun, ayah Faisal, Budiman memaksanya untuk bersekolah dan lanjut hingga sekarang. Cukup sulit bagi Faisal, karena usianya yang jauh lebih tua dari teman-teman sekelasnya.
"Ya minder, karena lebih tua, jadi lebih banyak diem," jelas pemuda 21 tahun itu.
Dalam kesempatan yang sama, Budiman menambahkan jika dirinya hanya bisa mendukung dan mendoakan anaknya dalam menggapai cita-cita.
"Saya cuma mau yang terbaik buat anak saya. Alhamdulillah dan ikut senang karena baru dia bisa lanjut kuliah," ujarnya.