
Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Minggu (6/7) hingga Senin (7/7) pagi menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Salah satunya yang terparah terjadi di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur. Gang Macan, RT 05/ RW 07.
Pantauan di lokasi pukul 08.30 WIB, genangan air masih setinggi 75 cm di beberapa bagian. Lumpur sisa banjir menempel di dinding rumah dan jalanan.
Warga terlihat sibuk membersihkan rumah, menata perabotan, dan sebagian lainnya membantu tetangga yang masih terdampak.
Budi (46), warga setempat, menceritakan bagaimana air naik begitu cepat hingga membuat warga terpaksa mengambil langkah darurat.
“Oh, itu kemarin hari Minggu, Minggu dini hari sebenarnya. Memang kita info dari sore sudah dapet cuma nyangka bakalan siaga 1 jadi gede. Nah, air itu surut kemarin mulai siang menjelang sore surut. Nah, ketika hujan turun sore hari tuh air nambah lagi. Nah, baru mulai turun lagi malem sampe sekarang,” ujar Budi.
Menurutnya, puncak ketinggian banjir sempat mencapai lebih dari tiga meter. “Kemarin itu sempet 3 meter lebih. Sampai sekarang turun tinggal 75 cm,” katanya.
Dalam kondisi seperti itu, warga mengandalkan perahu sederhana untuk mengevakuasi keluarga dan mengangkut barang-barang penting.
“Oh, ya karena kita sudah terbiasa banjir ya. Sudah enggak kaget juga. Ya, ketika memang sudah ada info banjir kita sudah prepare aja sih. Semua barang sudah dipindahin, motor dipindahin. Ya sudah, tinggal kita tunggu aja datang ke banjir,” ucap Budi.
Budi menjelaskan, perahu biasa digunakan untuk mengantar warga keluar dari area yang tergenang parah, termasuk mengevakuasi anak-anak dan bayi.
“Kemarin kita juga sempet mengevakuasi bayi karena pilihannya kan namanya juga bayi, fisik juga belum kuat yaudah diungsikan,” ujarnya.
Selain perahu, warga memanfaatkan tangga sebagai jalur keluar masuk rumah lantai dua. Tangga ini menjadi akses utama agar tidak harus melewati genangan lumpur yang masih tebal.
“Kita punya tangga memang buat dari atas turun ke bawah. Karena kalau turun langsung lewat bawah itu gak bisa. Lumpurnya masih banyak, lumpurnya masih banyak,” kata Budi.



Meski sudah bersiap, banjir tetap menyisakan kerugian. Motor Budi dan sejumlah warga lainnya terendam karena air naik lebih cepat dari perkiraan.
“Motor saya sampai kerendam juga. Karena gak nyangka banjir. Banyak sih, enggak cuma saya doang, ada 7-an (motor) di sini yang kerendem,” ungkapnya.
Hingga saat ini, Budi menyebut belum ada bantuan langsung yang datang. “Kalau PPSU petugasnya ada. Cuma ya foto muter doang. Tapi kalau ada bantuan sampe ini sih belum ada,” tuturnya.
Budi menambahkan, surutnya banjir sangat bergantung pada kondisi bendungan di hulu.
“Tergantung sih. Kalau lagi musimnya hujan, musimnya banjir ya kadang bisa berhari-hari. Tapi kalau ini kan dibilang lagi gak musim banjir, ya kayak sekarang cepet. Ya situasional juga sih ngeliat dari Bendungan di Manggarai, Bendungan Katulampa, Depok,” pungkasnya.
Saat ini, warga terus berupaya membersihkan lingkungan mereka sambil tetap waspada terhadap kemungkinan hujan susulan.