
Masjid Quba di Madinah merupakan tempat ibadah pertama yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun 1 hijriah atau sekitar 622 masehi.
Rasulullah membangun masjid itu setelah hijrah dari Makkah ke Madinah. Masjid itu kini menjadi salah satu destinasi favorit, khususnya bagi jemaah haji dan umrah yang sedang berada di Madinah.
kumparan bersama Media Center Haji 2025 menyambangi Masjid Quba untuk melaksanakan salat zuhur pada Rabu (18/6). Suasana begitu tenang di dalam kemegahan bangunan masjid yang berjarak kurang lebih 5 km dari Masjid Nabawi ini.

Belum begitu ramai jemaah asal Indonesia hari itu. Sebab, jemaah haji gelombang II masih dalam perjalanan dari Makkah ke Madinah setelah puncak haji selesai. Sementara, jemaah haji gelombang I sudah langsung bergantian pulang ke Tanah Air.
Namun, saat akan beranjak dari Masjid Nabawi, ada suara perempuan yang memanggil. “Indonesia,” sapa perempuan tersebut.
Perempuan itu namanya Nurhayati. Ia berasal dari Banten, Jawa Barat. Perempuan berusia 55 tahun tersebut sudah 6 tahun mengabdi di Masjid Quba.

Awalnya, Nurhayati ingin mencari nafkah usai suaminya meninggal dunia. Kemudian ada tawaran bekerja di Arab Saudi melalui syarikah. Ia lalu mengambil keputusan itu untuk menyambung hidup dan membiayai 3 anaknya.
Mulanya, Nurhayati bekerja di Masjid Bir Ali, salah satu masjid di Madinah yang menjadi tempat miqat jemaah haji. Setelah 9 tahun di sana, Nurhayati baru dipindah ke Masjid Quba.
"Saya senang sekali kalau bertemu dengan orang Indonesia, saya selalu merasa berada di Tanah Air sendiri. Masjid selalu ramai dengan orang Indonesia," ujar Nurhayati.
Nurhayati tidak bisa menutupi rasa rindu dengan keluarga, khususnya dengan anak-anaknya. Ia bisa pulang ke Tanah Air setiap 2 tahun sekali. Tak heran, bertemu jemaah asal Indonesia seperti menjadi pengobat rindu baginya.
“Kangen banget sama keluarga, sama anak-anak. Titip salam untuk mereka, semoga menjadi anak-anak yang sholeh, berbakti dan sukses dunia akhirat," ujar Nurhayati.
Meski harus menyimpan rindu mendalam, tetapi tanggung jawab untuk melayani tamu Allah menjadi kebanggaan tersendiri bagi Nurhayati. Apalagi, di Masjid Quba yang penuh berkah.
Dibangun saat Nabi Muhammad Hijrah
Nabi Muhammad membangun masjid ini ketika tiba di Madinah setelah hijrah dari Makkah. Ketika itu, Rasul diperintahkan oleh Allah SWT untuk segera berhijrah dan menghindari kekejaman kafir Quraisy.
Saat Rasul tiba di daerah bernama Quba, Rasul singgah selama empat hari. Di sana Rasul tinggal di rumah Kultsum bin al-Hadam bin Amr al-Qais, seorang lelaki tua yang masuk Islam sebelum Rasul hijrah ke Yatsrib, yang kini dikenal sebagai Madinah. Para sejarawan menyebutkan, tanah yang menjadi lahan pembangunan masjid ini mulanya adalah lapangan milik Kultsum bin Hadam, yang biasa digunakan untuk menjemur kurma.

Saat singgah itu, Nabi Muhammad membangun masjid. Beliau ikut serta dalam peletakan batu pertama masjid dan kemudian para sahabatnya menyelesaikan pembangunannya.
Menurut riwayat, Nabi Muhammad biasa pergi ke Masjid Quba untuk melaksanakan salat dengan berjalan kaki pada hari Sabtu. Rasul juga mengajak para sahabatnya untuk melaksanakan salat di Masjid Quba. Masjid ini juga menjadi awal sejarah salat jemaah.
Dalam salah satu hadis, Rasulullah bersabda bahwa pahala salat di Masjid Quba sama dengan pahala umrah.
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya kemudian mendatangi masjid ini, yakni Masjid Quba kemudian salat di dalamnya, maka pahalanya seperti ia menjalankan umrah,” ( HR Ibnu Majah).