REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Medela Potentia Tbk (MDLA) melalui anak usahanya, PT Deca Metric Medica (DMM), resmi melakukan ekspor perdana dua produk alat kesehatan ke Kamboja dan Timor Leste pada Selasa (5/8/2025). Dua produk unggulan yang dikirim adalah Stardec DecaFix dan Stardec DecaMed-T, yang ditujukan untuk perawatan luka di fasilitas kesehatan dan apotek.
Ekspor ini menjadi langkah awal strategi PT Medela Potentia Tbk dalam memperluas pasar alat kesehatan buatan Indonesia ke kancah internasional, sekaligus mendorong peran Indonesia sebagai pemain global di sektor tersebut.
Pelepasan ekspor dilakukan di fasilitas manufaktur DMM yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang. Acara ini dihadiri oleh Komisaris Utama PT Medela Potentia Tbk Stanley Budihardja, Direktur Edbert Orotodan, Direktur PT Deca Metric Medica Stephen Febianto Kusumo, serta Corporate Supply Chain & Sustainability Director Dexa Group Anton Harjanto.
Pemilihan Kamboja dan Timor Leste sebagai negara tujuan bukan tanpa pertimbangan. Kedua negara tersebut memiliki hubungan baik dengan Indonesia dan kebutuhan alat kesehatannya terus meningkat.
“Kami percaya diri melakukan penetrasi pasar secara cepat dan efektif. Ini menjadi langkah awal agar produk buatan DMM tak hanya diterima di dalam negeri, tetapi juga di pasar internasional,” ujar Direktur DMM, Stephen Febianto Kusumo.
Produk Stardec DecaFix dan Stardec DecaMed-T dirancang untuk menjawab kebutuhan perawatan luka di rumah sakit dan klinik, serta tersedia bagi masyarakat umum melalui jaringan apotek.
Stephen menambahkan bahwa DMM telah mengantongi sertifikasi ISO 13485:2016 sebagai standar internasional di bidang alat kesehatan. “Ini menjadi landasan penting bagi kami untuk bersaing di pasar global, khususnya kawasan ASEAN,” ujarnya.
Direktur PT Medela Potentia Tbk, Edbert Orotodan, menekankan bahwa keberhasilan ekspor ini merupakan hasil dari sinergi antarunit bisnis dalam perusahaan. “Ini bukan sekadar pengiriman produk, melainkan bagian dari misi besar kami untuk memperluas akses terhadap produk kesehatan berkualitas karya anak bangsa,” katanya.
Edbert mencatat bahwa pada 2024, nilai ekspor alat kesehatan Indonesia mencapai sekitar 273 juta dolar AS. Angka ini mencerminkan besarnya potensi pasar sekaligus meningkatnya kepercayaan global terhadap kualitas manufaktur Indonesia.
“Ini momentum strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok alat kesehatan global,” tuturnya.