Medan (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan terpantau sedikitnya ada sembilan titik panas atau hot spot di sejumlah wilayah di Sumatera Utara.
"Ke sembilan titik panas tersebut terpantau berdasarkan pantauan sensor medis yakni Satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20," kata Prakirawan BBMKG wilayah I Medan Budi Hutasoit, di Medan Minggu.
Ke sembilan titik panas tersebut masing masing terpantau empat titik di Padanglawas Utara, dua titik di Labuhanbatu, satu titik di Labuhanbatu Selatan, satu titik di Langkat dan satu titik di Batubara.
Terkait titik panas tersebut dan kondisi suhu yang masih cukup panas di sejumlah wilayah, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran saat membersihkan lahan demi mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan.
Sementara terkait cuaca di Sumatera Utara pada Senin (4/8) pagi, rata rata berawan dan berpotensi hujan ringan di sebagian wilayah Sumatera Utara.
Kondisi yang sama juga masih berpotensi terjadi pada siang menuju sore hari di sejumlah wilayah Sumatera Utara.
Sementara pada malam hari berpotensi hujan ringan di Asahan, Batubara, Dairi, Deli Serdang, Medan, Pematangsiantar, Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Padang Lawas, Langkat, Samosir, Serdang Bedagai, Simalungun, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara dan Toba.
Serta pada dini hari berpotensi hujan ringan di Gunungsitoli, Nias, Nias Barat, Nias Selatan. Nias Utara,Pakpak Bharat dan sekitarnya.
Suhu udara rata-rata 15-36 derajat Celcius, kelembaban udara 55-98 persen dan angin bertiup dari Selatan hingga Barat Daya dengan kecepatan 4-12 km per jam.
"Kepada masyarakat diimbau agar waspada potensi terjadinya hujan yang diiringi petir dan angin kencang di lereng barat dan pantai barat Sumatera Utara yang dapat menyebabkan banjir, pohon tumbang dan banjir," katanya.
Baca juga: BMKG deteksi peningkatan titik panas di Kalimantan dan Sumatera
Baca juga: Hujan buatan padamkan seluruh titik panas di Riau
Pewarta: Juraidi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.