Belajar dari Kasus Pati, LBM NU Sebut Ketergantungan Berlebihan Negara pada Pajak Bebani Rakyat

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA –Demonstrasi yang berlangsung di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Rabu (13/8/2025) menyita perhatian publik.

Ribuan warga turun ke jalan memprotes kebijakan bupati yang menaikkan tarif pajak daerah secara signifikan. Kenaikan itu dinilai memberatkan, apalagi di tengah situasi ekonomi masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.

Pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU 2022-2027, Iffah Umniati Ismail mengatakan, peristiwa yang terjadi di Pati memunculkan pertanyaan klasik yang kembali relevan, sejauh mana negara berhak memungut pajak? Bagaimana Islam memandang pungutan negara di luar zakat?

"Pertanyaan ini pernah dikupas secara komprehensif oleh LBM PBNU dalam Munas Alim Ulama NU di Jakarta pada 5-7 Februari 2025 lalu, keputusan forum ini memberikan panduan fikih yang relevan sekaligus menegaskan batas-batas syar’i dalam pemungutan pajak," kata Iffah dalam pesan tertulis yang diterima Republika, Kamis (14/8)

Pajak sumber utama pendapatan negara

Data Kementerian Keuangan menunjukkan, pada 2024 pendapatan negara diperkirakan sebesar Rp 2.802,3 triliun, dengan sekitar 80 persen bersumber dari pajak. Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hanya sekitar 20 persen, sisanya berasal dari hibah.

Iffah mengatakan, fakta itu memunculkan kritik, termasuk dalam pembahasan Bahtsul Masail, bahwa ketergantungan berlebihan pada pajak berpotensi membebani masyarakat, apalagi jika pemerintah tidak mengoptimalkan pendapatan dari sektor lain seperti pengelolaan sumber daya alam, BUMN, dan kekayaan negara yang dipisahkan.

"Dalam pandangan fikih, pajak mestinya menjadi instrumen darurat dan komplementer, bukan sumber utama yang secara permanen menopang APBN," ujarnya.

Pandangan fikih

Hasil Bahtsul Masail Munas NU 2025 menegaskan bahwa hukum asal pungutan wajib bagi Muslim hanyalah zakat. Zakat memiliki landasan tegas dalam Alquran dan hadis, serta menjadi pilar distribusi kekayaan dalam sejarah Islam.

Namun, ulama berbeda pendapat tentang kebolehan pungutan di luar zakat:

1. Pendapat yang melarang secara mutlak

Pajak di luar zakat dipandang sebagai muks pungutan yang diharamkan dan termasuk mengambil harta secara batil. Dalam pandangan ini, negara tidak boleh membebani rakyat dengan pungutan tambahan selain zakat, bahkan untuk tujuan kemaslahatan, karena dianggap membuka pintu kezaliman fiskal.

2. Pendapat yang membolehkan dengan syarat ketat

Pajak diperbolehkan apabila terdapat kondisi dharurah atau hajah mendesak, sementara dana zakat dan sumber pendapatan lain tidak mencukupi. Kebolehan ini terikat pada tiga syarat utama: (a) adanya kebutuhan mendesak, (b) penarikan dilakukan secara adil dan proporsional, dan (c) distribusi hasil pajak juga adil dan proporsional untuk kemaslahatan umum.

Munas NU kemudian memilih pendapat kedua dan menegaskan bahwa pajak tidak boleh menjadi sumber rutin permanen, tetapi hanya mekanisme darurat untuk menutup kebutuhan negara yang benar-benar mendesak. Kebijakan fiskal yang melampaui batas ini berpotensi kehilangan legitimasi syar‘i.

Read Entire Article