Begini Saran Pengamat ke Politikus yang Dinonaktifkan Partai

4 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

PARTAI NasDem, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Golkar resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni, Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio), Surya Utama (Uya Kuya), Nafa Urbach, dan Adies Kadir sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat per 1 September 2025. Mereka dinonaktifkan setelah melontarkan gestur dan pernyataan kontroversial yang memicu demonstrasi masyarakat selama seminggu terakhir.

Sejumlah pengamat politik menilai semestinya para politikus itu mundur atas insiatif sendiri. Dosen komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan sudah meminta para politikus itu mempertimbangkan untuk mundur dari jabatan mereka sebagai anggota DPR.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Menurut pria yang disapa Hensa ini, mundur merupakan pilihan strategis yang tidak hanya akan meredam gejolak di masyarakat, tapi juga menjadi ujian bagi mereka dalam mendengarkan aspirasi rakyat yang menuntut pertanggungjawaban. 

"Kini nasionalisme mereka diuji. Mereka seharusnya mendengarkan rakyat dengan mundur dari kursi mereka. Atau selamanya akan terus terjadi situasi seperti saat ini, aksi di mana-mana," kata Hensa dalam keterangan tertulis, Ahad, 31 Agustus 2025. 

Peneliti senior Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro, juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia, para politikus tersebut seharusnya mundur dari posisinya tanpa harus menunggu diberhentikan.

Dia menilai Indonesia saat ini belum ada tradisi atau budaya malu dan mundur bagi seorang pejabat, baik anggota legislatif maupun eksekutif, jika terbukti melakukan kesalahan. "Kalau sudah tidak becus, tidak mumpuni untuk mengembangkan amanah, seyogianya itu, ya, pamit, mundur dan berhenti. Itu jauh lebih elegan daripada diberhentikan," ujar Siti.

Partai politik, dia menjelaskan, memiliki otoritas memilih dan menonaktifan para politikus tersebut dari DPR. Menurut dia, setiap partai memiliki aturan main tersendiri dalam memberikan mandat kepada kadernya. Namun ia mengingatkan partai politik juga harus mempertimbangkan secara serius dengan keputusannya terhadap kader-kader yang dinilai kontroversial di mata publik. "Kan mereka sendiri yang akan nanti menerima tentunya dampak-dampaknya, baik positif maupun negatif," ucapnya.

Dewan pimpinan pusat partai politik memutuskan menonaktifkan sejumlah kadernya dari anggota DPR per 1 September 2025. DPP Partai NasDem menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, kemudian disusul oleh DPP PAN yang menonaktifkan Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio serta Surya Utama atau Uya Kuya.

DPP Partai Golkar juga memberlakukan kebijakan yang sama. Adies Kadir, yang menjabat Wakil Ketua DPR periode 2024-2029, dinonaktifkan oleh Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Sarmuji menilai keputusan menonaktifkan kader partai itu diambil sebagi upaya menguatkan disiplin dan etika bagi legislator dari Fraksi Golkar. "Mencermati dinamika masyarakat yang berkembang, kami menegaskan aspirasi rakyat tetap menjadi acuan utama perjuangan Partai Golkar," kata Sarmuji dalam keterangannya pada Ahad, 31 Agustus 2025.

Lima politikus itu dinonaktifkan setelah sikap mereka memantik gelombang protes di seluruh Indonesia. Ahmad Sahroni, misalnya, dikritik masyarakat karena pernyataannya ketika merespons wacana pembubaran DPR dinilai tak pantas. Sahroni justru melabeli pihak yang menggaungkan wacana itu sebagai "orang tolol".

Dua politikus PAN, Eko Patrio dan Uya Kuya, juga mendapat kritik dari publik. Eko dikecam setelah mengunggah video parodi di akun TikTok-nya @ekopatriosuper yang menampilkan dirinya berjoget musik horeg. Video itu dinilai mengolok-olok masyarakat dan menantang publik yang mengkritik tindakan joget-joget anggota Dewan saat sidang tahunan MPR pada 15 Agustus 2025.


Novali Panji Nugroho, Dinda Shabrina dan Adam Faturahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: 

Target Gelombang Demonstrasi

Read Entire Article