Lampung Geh, Lampung Selatan - Sebanyak 75 siswa sekolah rakyat jenjang SMA atau SRMA 32 Lampung Selatan mengikuti pembelajaran online selama bangunan sekolah belum rampung.
Pemerintah Provinsi Lampung memastikan proses pembelajaran siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 32 Lampung Selatan tetap berjalan meski pembangunan fisik sekolah belum rampung. Sebagai langkah antisipatif, pembelajaran dilakukan secara daring sejak awal Agustus, menyusul tiga titik SRMA lainnya yang telah memulai pembelajaran luring pada 1 Agustus 2025. Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi menyampaikan, arahan untuk memulai proses belajar mengajar secara daring diberikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial dalam rapat bersama para kepala sekolah. “Jadi hasil rapat kemarin dengan Pak Sekjen, beliau menghimbau ke kepala-kepala sekolah di 37 titik, terutama yang 34 titik ini, supaya tidak ada kekosongan proses pembelajaran. Karena tiga titik sudah mulai 1 Agustus, maka kepala sekolah di 34 titik diminta untuk mulai pembelajaran secara daring, meskipun mungkin tidak full,” ujar Aswarodi, saat diwawancarai pada Senin (4/8). Menurut Aswarodi, pembelajaran daring dirancang agar tetap efektif meski terbatas pada penggunaan perangkat seperti ponsel atau laptop. Model pembelajaran juga disesuaikan dengan kondisi siswa. “Kita mempertimbangkan keterbatasan, seperti fasilitas gadget, laptop, dan sebagainya. Karena itu kepala sekolah diminta tetap memulai pembelajaran secara daring dalam skema yang efektif,” ujarnya. Ia menambahkan, meski durasi belajar daring tergolong singkat, materi yang disampaikan tetap bersifat pembekalan awal. Hal ini juga menjadi persiapan menjelang Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang akan dilaksanakan serentak pada 15 Agustus 2025. “Informasi dari kepala sekolah, sistem daring ini mungkin hanya satu hari setengah jam. Bentuknya pembekalan terkait MPLS dan pemberian tugas kepada peserta didik. Intinya proses belajar tetap dimulai bersama, hanya saja yang tiga titik luring, dan 34 titik daring dengan metode yang singkat tapi padat,” jelas Aswarodi. Sementara itu, Kepala SRMA 32 Lampung Selatan, Asis Prasetyo menjelaskan, pihaknya telah memulai pembelajaran daring sejak Senin, 4 Agustus, melalui grup WhatsApp yang telah dibentuk sejak 1 Agustus. “Pembelajaran resmi mulai Senin kemarin dan didampingi oleh wali kelas dan guru-guru yang lain,” kata Asis saat dikonfirmasi pada Selasa (5/8). Asis menambahkan, metode yang digunakan dalam proses belajar daring lebih banyak menggunakan penugasan. Salah satu program yang telah berjalan adalah screening literasi siswa. “Selama tiga hari ini, siswa kami berikan cerita buku. Mereka memilih cerita yang mereka sukai, lalu meresensi buku tersebut. Tugas dikumpulkan melalui grup WA. Kami tidak gunakan Zoom atau Google Meet karena khawatir menyusahkan siswa,” ujarnya. Terkait pemanggilan siswa untuk mulai tinggal di asrama, Asis menyebutkan, pihak sekolah masih menunggu arahan lebih lanjut dari Dinas Sosial. Namun, ia memperkirakan pemanggilan akan dilakukan pada 13–14 Agustus 2025. “Pemanggilan siswa untuk masuk asrama kemungkinan besar tanggal 13 atau 14 Agustus, menunggu koordinasi dari Dinsos,” pungkasnya. (Cha)