
WAKIL Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dikabarkan bertemu dengan sekelompok orang beratribut ojek online (ojol) di Istana Wakil Presiden, Jakarta. Pertemuan ini menuai sorotan dari Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menegaskan bahwa pihak yang hadir bukan berasal dari asosiasi maupun kelompok yang selama ini memperjuangkan hak pengemudi ojol. Menurutnya, pertemuan itu tidak mencerminkan aspirasi para pengemudi.
Garda juga menyebut, jika yang hadir merupakan perwakilan dari perusahaan aplikasi atau pengemudi binaan korporat, maka pertemuan itu patut dipertanyakan.
"Silahkan masyarakat dan rakyat Indonesia menilai pertemuan antara Wapres Gibran," kata Igun dalam keterangan yanh diterima, Rabu (3/9).
Garda menegaskan, saat ini banyak pengemudi ojol menghadapi kesulitan ekonomi. Mereka terpaksa bekerja lebih dari 14 jam per hari akibat potongan biaya aplikasi yang dinilai terlalu tinggi, yakni lebih dari 20% hingga hampir 50% dari pendapatan.
Terkait isu bahwa pengemudi yang bertemu Gibran adalah “pengemudi asli”, Garda menilai hal itu bukan persoalan utama.
Asosiasi menegaskan tetap fokus pada tuntutan utama, yakni revisi potongan biaya aplikasi menjadi maksimal 10 persen. Garda pun mempertanyakan keberpihakan Gibran.
Diketahui, Kantor Wapres mengundang perwakilan ojol berjaket Gojek, Grab, Maxim, dan InDrive pada Minggu (31/8). Pertemuan itu berlangsung setelah insiden meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojol yang tertabrak kendaraan taktis Brimob saat aksi demonstrasi.
Dalam rekaman video yang beredar, Gibran tampak duduk melingkar bersama para perwakilan ojol. Ia mendengarkan satu per satu aspirasi mereka, lalu menutup pertemuan dengan bersalaman dan berfoto bersama.
Pihak perusahaan aplikasi membenarkan kehadiran mitra mereka dalam pertemuan itu. Direktur Public Affairs & Communications GoTo, Ade Mulya, menyebut bahwa pengemudi berjaket Gojek adalah Mohamad Rahman Tohir atau akrab disapa Cang Rahman, mitra aktif sejak 2015.
Ade menjelaskan bahwa pihaknya bersama aplikator lain memang diminta Kantor Wapres untuk menghadirkan perwakilan mitra ojol agar bisa berdialog langsung dengan Gibran.
Hal serupa disampaikan Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza R. Munusamy. Menurutnya, Gibran ingin mendengar kondisi pengemudi langsung dari lapangan. Karena itu, Grab memilih menghadirkan mitra yang dinilai aktif dan vokal dari Jakarta Pusat.
"Jadi kami memang mencari mitra pengemudi di daerah Jakarta Pusat, dan itu syukurnya bisa terjadi ya kemarin acara itu. Tidak ada kualifikasi yang khusus, (tidak ada) kriteria begitu dari kantor Wapres seperti itu. Tapi dari kami, kami mencoba mencari yang memang aktif. Supaya juga bisa mewakili di Grab,” jelasnya. (P-4)