Apakah Kita Bakal Jadi Generasi Terakhir yang Melihat Kunang-kunang?

4 weeks ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 WUT.ANUNAI/ShutterstockIlustrasi kunang-kunang. Foto: WUT.ANUNAI/Shutterstock

Pernahkah kamu terpukau oleh cahaya kunang-kunang yang menari di malam musim panas? Kini, muncul kekhawatiran besar soal benarkah kita adalah generasi terakhir yang bisa menikmati pemandangan indah itu?

Klaim ini ramai berseliweran di media sosial, terutama TikTok. Namun, apakah benar demikian? Jawabannya, belum tentu.

Memang, dunia sedang berada dalam kondisi yang rumit dan kacau. Para pakar menyebutnya sebagai “polycrisis”, kumpulan berbagai krisis global yang saling terhubung dan memperparah satu sama lain.

Perang, perubahan iklim, polusi, krisis pangan dan air, ketidakstabilan ekonomi, hingga kemunduran demokrasi adalah bagian dari masalah dunia saat ini. Semua ini turut mempercepat hilangnya keanekaragaman hayati secara massal, termasuk matinya banyak spesies. Meski situasinya genting, kita tetap harus cermat memilah informasi. Jangan sampai termakan kabar yang menyesatkan hanya karena viral.

Salah satu contohnya adalah heboh soal punahnya kunang-kunang. Semua berawal dari satu video TikTok yang menampilkan tulisan “Kita adalah generasi terakhir yang melihat kunang-kunang”, disertai visual kelap-kelip indah hewan tersebut.

Video itu sudah disukai lebih dari 6,4 juta kali dan dikomentari puluhan ribu orang yang merasa sedih. Mengingat situasi dunia yang sedang runyam, wajar jika video itu menyentuh banyak hati. Namun, penting buat kita mencari tahu faktanya.

@evenaged

We are the last generation to see fireflies.

♬ original sound - Jay - Spotify

Pada April 2024, sebuah studi penting diterbitkan dan membahas penurunan populasi kunang-kunang di Amerika Utara. Peneliti mengungkap sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan ini, terkait perubahan iklim, hilangnya habitat alami, dan campur tangan manusia.

Penelitian ini menggabungkan ribuan survei lapangan dari citizen scientists dengan teknologi machine learning. Totalnya, lebih dari 24.000 survei dikumpulkan melalui program Firefly Watch.

“Perubahan iklim yang terjadi, terutama dalam hal suhu, sangat memengaruhi siklus berkembang biak kunang-kunang dan kualitas habitatnya,” ujar Darin McNeil, dosen ekologi satwa liar di University of Kentucky.

Kunang-kunang yang sebenarnya adalah jenis kumbang ini menyukai cuaca hangat dan lembap, terutama di wilayah berumput tinggi dan berair tenang. Sayangnya, kenaikan suhu global dan pola hujan yang tak menentu telah menciptakan kondisi lebih kering yang mempersulit kelangsungan hidup larva mereka. Sebaliknya, di beberapa tempat justru terlalu basah, menyebabkan sarang berkembang biak mereka terendam.

Faktor lain adalah urbanisasi. Perluasan jalan dan bangunan memakan habitat alami kunang-kunang. Polusi cahaya dari lampu jalan dan papan iklan juga mengganggu ritual kawin mereka yang bergantung pada sinyal bioluminesensi.

 Suzanne Tucker/ShutterstockIlustrasi kunang-kunang. Foto: Suzanne Tucker/Shutterstock

Di sisi lain, praktik pertanian yang menggunakan pestisida dan herbisida secara masif ikut menekan populasi kunang-kunang, baik secara langsung maupun karena membunuh mangsa alami mereka.

Namun, tidak semua area pertanian berdampak buruk. Beberapa justru menunjukkan kepadatan kunang-kunang tertinggi, terutama yang menerapkan sistem penggembalaan ternak yang menciptakan lingkungan rumput yang mereka sukai.

Di sinilah letak poin utama studi ini, penurunan populasi kunang-kunang bukan masalah yang seragam. Beberapa spesies lokal memang terancam, tapi secara keseluruhan, komunitas kunang-kunang masih bertahan.

Hal ini juga ditegaskan oleh edukator sains Hank Green dalam TikTok-nya, yang membantah rumor viral bahwa kunang-kunang akan benar-benar menghilang.

“Saya nggak mau kamu takut pada segala hal,” katanya seperti dikutip IFL Science. “Saya ingin kita takut pada hal yang benar-benar perlu ditakuti.”

Pernyataan itu mengingatkan kita untuk tidak larut dalam kepanikan yang tak berdasar. Situasinya memang serius, tapi harus dihadapi dengan pemahaman yang akurat. Studi ini justru menunjukkan bahwa kita masih punya harapan. Ekosistem alam sangat kompleks dan solusi pelestarian pun harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Masih ada banyak hal yang bisa kita lakukan agar kunang-kunang tetap bersinar: membatasi polusi cahaya, melindungi habitat alami mereka, dan mendorong praktik pertanian yang ramah lingkungan.

Kunang-kunang belum padam, dan kita bisa ikut menjaga cahaya mereka tetap hidup.

Read Entire Article