Jadi intinya...
- Wagub Emil Dardak meninjau langsung Gedung Grahadi yang rusak parah pasca dibakar massa pada 30 Agustus 2025.
- Kerusakan Gedung Grahadi, cagar budaya sejak 1795, menimbulkan kerugian tak ternilai dan kesedihan mendalam.
- Emil Dardak berkoordinasi dengan kepolisian untuk mendukung penyidikan aksi perusakan dan penjarahan.
Liputan6.com, Jakarta Penyanyi sekaligus Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak “sidak” ke Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur, yang dibakar massa dalam demonstrasi berujung ricuh, pada Sabtu (30/8/2025). Ia prihatin menyaksikan gedung berejarah itu hangus juga luluh lantak.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram terverifikasi, Senin (1/9/2025), Emil Dardak mengecek sejumlah ruangan khususnya di sisi barat Gedung Grahadi. Sebagian atap ludes terbakar. Pintu-pintu kayu yang tersisa ambruk dan rusak berat.
Video itu juga memperlihatkan garis polisi melintang di sejumlah area, sementara kain merah putih menghiasi atap luar gedung. Suami Arumi Bachsin itu tak dapat menyembunyikan kesedihan dan penyesalan atas insiden ini.
Merespons Gedung Grahadi dibakar, Emil Dardak menyampaikan pernyataan sikap kepada jurnalis untuk masyarakat Jawa Timur. Showbiz Liputan6.com merangkumnya menjadi 6 poin penting. Semoga aksi pembakaran tak terulang lagi.
Di tengah gejolak aksi massa di berbagai daerah, para pemimpin daerah berupaya menenangkan warganya. Di Jawa Timur, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menemui massa yang mengepung Gedung Negara Grahadi.
1. Aparat Tindak Lanjuti Sesuai Koridor
Demo berujung kekerasan tak dapat dibenarkan apa pun alasannya. Karenanya Emil Dardak berpesan agar ke depan peristiwa ini tak terulang lagi mengingat, banyak masyarakat menggantungkan hidup kepada kondusifnya suasana di sekitar.
“Ini menjadi fokus kita. Kami meyakini aparat-aparat yang berwenang, akan melakukan tindak lanjut sesuai pada koridornya terhadap apa yang terjadi di sini,” kata Emil Dardak melansir dari video pernyataan sikap di akun medsosnya, hari ini.
2. Sorot Kerusakan Fasum Hingga Museum
Demo dan perusakan fasilitas umum (fasum) seolah dua sisi mata uang. Semestinya, perusakan fasum tak terjadi karena intisari demonstrasi yakni penyampaian aspirasi kepada Pemerintah dan DPR RI. Tak hanya fasum rusak. Koleksi museum di Kediri pun dijarah.
“Saya pribadi memperhatikan kerusakan yang justru terjadi di fasilitas yang digunakan oleh masyarakat. Apakah itu fasilitas transportasi umum, bahkan museum yang ada di salah satu kota kalau tidak salah di Kediri. Itu juga dirusak dan hilang koleksinya,” keluhnya.
3. Fokus Melindungi Masyarakat
Emil Dardak minta perusakan fasum tak terulang karena pada akhirnya, yang merasakan dampa buruknya masyarakat sendiri. Selain memulihkan fasum secepat mungkin, pelantun “Bidadari” itu menyatakan, fokusnya kini memberi perlindungan bagi warga.
“Bagaimana masyarakat bisa terlindungi. Kita akan bekerja keras untuk membawa perlindungan bagi masyarakat,” terang Emil Dardak yang tampil simpel berkemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam.
4. Dinamika Politik Jadi Momen Introspeksi
Surabaya bukan satu-satunya kota yang digoyang demonstrasi akibat kenaikan tunjangan para anggota DPR di Jakarta. Berkaca pada fakta dan data ini, Emil Dardak menyadari, suhu dan dinamika politik tengah bergejolak. Ia dan tim berjanji bakal intr...