Liputan6.com, Jakarta Liga Premier musim 2025/2026 baru dimulai, tapi tekanan pada beberapa manajer sudah terasa. Hasil buruk awal musim bisa membuat mereka segera berada di bawah sorotan.
Ruben Amorim di Manchester United telah merasakan tekanan setelah performa tim yang mengecewakan. Nasibnya kini menjadi sorotan utama bagi pengamat sepak bola Inggris.
Sementara itu, beberapa manajer klub papan tengah menghadapi risiko serupa jika tidak mampu membalikkan tren negatif. Setiap pertandingan bisa menjadi penentu masa depan mereka.
Media dan dewan direksi klub terus memantau perkembangan tim. Keputusan untuk memecat manajer sering datang cepat jika target kemenangan tidak tercapai.
Berikut lima manajer yang paling mungkin kehilangan kursi mereka sebelum 2026 tiba. Nama-nama ini harus bekerja ekstra keras untuk bertahan di posisinya.
1. Ruben Amorim (Manchester United)
Ruben Amorim memulai musim 2025/2026 dengan tekanan besar di Manchester United. Musim lalu, MU menorehkan catatan terburuk mereka dengan finis di posisi ke-15.
Meski mendapatkan dukungan dari pemilik klub dan kedatangan pemain baru seperti Bryan Mbeumo, Matheus Cunha, dan Benjamin Sesko, tekanan terhadap Amorim terus meningkat. Situasi semakin rumit setelah manajer asal Portugal itu menawarkan diri untuk mundur tanpa kompensasi.
MU gagal meraih kemenangan dalam dua laga awal Liga Inggris, kalah dari Arsenal dan imbang melawan Fulham. Beberapa pihak menilai Amorim bisa menjadi kandidat kuat yang dipecat, meski dukungan manajemen bisa membuatnya tetap bertahan.
2. Scott Parker (Burnley)
Scott Parker kini memimpin Burnley setelah klub promosi ke Premier League musim lalu. Ia memperkuat lini pertahanan setelah kepergian Vincent Kompany, namun kehilangan kiper James Trafford menjadi tantangan besar.
Manajer asal Inggris ini harus membuktikan bahwa timnya mampu bersaing di level tertinggi liga. Awal musim yang sulit menjadi ujian nyata bagi strategi pertahanan ketat yang diusungnya.
Kemenangan atas Sunderland menjadi bukti bahwa Parker masih bisa meraih hasil positif. Namun menghadapi tim papan atas Premier League akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Burnley.
3. Keith Andrews (Brentford)
Keith Andrews naik pangkat dari pelatih set-piece menjadi manajer kepala Brentford musim ini. Kiprahnya akan penuh tantangan setelah Thomas Frank pergi ke Tottenham.
Selain itu, Brentford kehilangan pemain kunci seperti Bryan Mbeumo dan Christian Norgaard. Hal ini membuat tugas menjaga performa musim lalu semakin berat bagi Andrews.
Kemenangan atas Aston Villa bisa memberi waktu bernapas bagi sang pelatih. Setidaknya, hasil itu menunda isu pemecatan hingga jeda internasional pertama.
2. Nuno Espirito Santo (Nuno Espirito Santo)
Nuno Espirito Santo berhasil membawa Nottingham Forest finis di posisi ketujuh musim lalu. Pencapaian itu membuat Forest lolos ke kompetisi Eropa untuk pertama kalinya dalam beberapa musim.
Namun, kabar terbaru menyebut manajemen klub mungkin sudah mempertimbangkan masa depan Santo meski baru dua pertandingan liga berjalan. Hal ini menunjukkan posisi manajer Portugal tersebut masih sangat rentan.
Situasi ini membuat Santo harus bekerja keras untuk mempertahankan kepercayaan klub. Tekanan dari manajemen dan ekspektasi tinggi dari suporter menjadi ujian besar di musim ini.