SEJARAH berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN) tidak dapat dipisahkan dari peran Amien Rais, yang menjadi motor penggerak utama dalam gerakan reformasi 1998. Setelah sukses menumbangkan rezim Orde Baru, Amien Rais bersama 49 tokoh lainnya yang tergabung dalam Majelis Amanat Rakyat (MARA) merasa perlu untuk meneruskan cita-cita reformasi melalui pendirian partai politik baru.
MARA, yang merupakan salah satu organ utama dalam gerakan reformasi saat pemerintahan Soeharto, berkolaborasi dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah, Kelompok Tebet, dan PPSK Yogyakarta untuk merintis lahirnya PAN.
Amien Rais, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Muhammadiyah, pada mulanya berencana kembali ke organisasi tersebut setelah peran besar dalam menjatuhkan Orde Baru. Namun, Amien merasa panggilan hati untuk melanjutkan perjuangan reformasi dengan mendirikan sebuah partai politik yang memiliki misi untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Proses tersebut akhirnya melahirkan Partai Amanat Nasional (PAN), yang awalnya disepakati dengan nama Partai Amanat Bangsa (PAB). Nama tersebut kemudian berubah menjadi Partai Amanat Nasional (PAN) pada pertemuan 5-6 Agustus 1998 di Bogor.
PAN secara resmi didirikan oleh 50 tokoh nasional, di antaranya adalah Amien Rais, Faisal Basri, Hatta Rajasa, Goenawan Mohammad, Rizal Ramli, Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Toety Heraty, Emil Salim, A. M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao, dan lain sebagainya. Deklarasi PAN dilakukan pada 23 Agustus 1998 di Istora Senayan, Jakarta, yang disaksikan oleh ribuan massa yang antusias. Pada saat itu, puluhan tokoh PAN tampak di atas panggung, menyambut sorakan tepuk tangan masyarakat yang menunjukkan sambutan positif terhadap pendirian partai ini.
Pengesahan pendirian PAN kemudian dilakukan pada 27 Agustus 2003 berdasarkan Keputusan Departemen Kehakiman dan HAM No. M-20.UM.06.08. Sejak lahir di penghujung era Orde Baru, PAN hadir dengan semangat untuk menggantikan nuansa pemerintahan otoriter dengan prinsip-prinsip yang lebih mendukung kedaulatan rakyat, keadilan sosial, dan kemajuan material serta spiritual. Cita-cita partai ini juga berakar pada moral agama, kemanusiaan, dan kemajemukan, dengan prinsip nonsektarian dan nondiskriminatif yang menjadi landasan penting dalam perjuangannya.
Kepemimpinan PAN dari Masa ke Masa
Sejak berdirinya, PAN telah dipimpin oleh sejumlah tokoh yang memainkan peran kunci dalam mengarahkan jalannya partai, baik dalam membangun konsolidasi internal maupun memperkuat posisi politik partai di tingkat nasional. Berikut adalah para Ketua Umum PAN dari masa ke masa.
1. Muhammad Amien Rais (1998-2000)
2. Soetrisno Bachir (2005-2010)
3. Hatta Rajasa (2010-2015)
4. Zulkifli Hasan (2015-Sekarang)