
Yanto Basna menerangkan bagaimana kualitas pemain asing di Liga Thailand. Pemain yang pernah membela Khon Kaen, Sukhothai, dan PT Prachuap ini mengatakan bahwa pemain asing di Thailand memiliki kualitas tinggi dan mampu menularkan kualitas mereka ke pemain-pemain lokal.
Adapun Yanto Basna mengkritik regulasi baru PT LIB yang memperbolehkan setiap klub mendaftarkan 11 pemain asing dan 8 di antaranya boleh masuk DSP. Regulasi ini baginya akan semakin mempersulit pemain lokal untuk unjuk gigi di Super League.
Yanto Basna juga menilai bahwa kualitas sejumlah pemain asing di Indonesia tidak semuanya benar-benar berkualitas. Ia membandingkan pengalamannya di Thailand, di sana pemain asing di Thailand memang dibayar mahal, tetapi bisa menularkan ilmunya ke pemain lokal. Itu dinilainya menjadi salah satu faktor mengapa sepak bola Thailand lebih maju.
Kalau di Thailand yang membuat mereka maju salah satunya adalah pemain asing. Karena pemain asing di sana kualitasnya tidak bisa menipu. Mau dibilang mahal, iya memang mereka di sana dibayar mahal," ujar Yanto Basna kepada kumparan.
"Thailand bersanggup bayar mereka. Tapi kualitasnya [pemain asing] itu menular ke pemain lokal, pemain muda, dan lain sebagainya. Jadi, mengangkat [level] akhirnya. Ketika sampai ke Asia, mereka bisa bersaing," sambung eks pemain Persipura itu.
Yanto Basna mengkritik para pemain asing yang merumput di Indonesia. Ia meminta LIB untuk memperketat aturan kepada pemain asing jika ingin merumput di Liga Indonesia, misalnya kalau pemain Asia mungkin minimal punya catatan tiga kali tampil di Timnas mereka masing-masing. Sebab, ia melihat fenomena di Liga Thailand.
"Makanya untuk masuk di Liga 1 [Thailand], mau dari Liga 1 Indonesia, terus belum main di Timnas, mau lompat ke Thailand juga agak sedikit susah. Kecuali kita mulai dari bawah, Liga 3 [Thailand], Liga 2, baru naik Liga 1, itu masih dari amatir, baru naik. Kenapa saya bicara seperti itu? Saya 5 tahun di sana karena mau bantu anak-anak Papua ke sana," tuturnya.
"Jadi stay di sana. Kita mencoba untuk coba ke Liga 1, tapi Liga 1 susah. Liga 1 Thailand. Cap-nya itu yang susah, artinya kita harus lempar mereka ke Liga 3 atau Liga 2 dulu. Minimal U-23 sudah oke. Di Timnas U-23 sudah oke. Tapi kalau yang tidak punya cap sama sekali. Susah juga," tandasnya.