
Kementerian Luar Negeri AS memecat lebih dari 1.350 pegawai pada Jumat (11/7). Ribuan pegawai itu di-PHK imbas perombakan pemerintahan yang dilakukan pemerintahan Donald Trump.
Total ada 1.107 pegawai negeri sipil dan 246 pegawai dinas luar negeri yang kena PHK.
"Departemen sedang merampingkan operasi domestik untuk berfokus pada prioritas diplomatik," tulis pemberitahuan internal Departemen Luar Negeri yang dikirimkan kepada para pegawai dikutip dari Reuters, Minggu (13/7).
"Pengurangan jumlah pegawai dirancang dengan cermat untuk memengaruhi fungsi-fungsi non-inti, kantor-kantor yang duplikasi atau redundan, dan kantor-kantor di mana efisiensi yang cukup besar mungkin ditemukan," tambahnya.
Pegawai yang kena PHK tidak mampu menyembunyikan kekecewaan dan kesedihan. Mereka menangis dan memeluk rekan sejawatnya. Beberapa di antara mereka terlihat mengemas barang dari kantor.



Trump Bikin AS Makin Sulit di Dunia Internasional
Keputusan Trump merampingkan pemerintahan di Kemlu menuai sorotan dari senator Demokrat, Tim Kaine. Kaine menyebut, PHK massal ini makin membuat posisi AS di dunia internasional lemah.
"Presiden Trump dan Menteri Luar Negeri Rubio sekali lagi membuat Amerika semakin tidak aman," kata Kaine.
PHK pejabat dinas luar negeri ini dinilai berisiko membahayakan kemampuan AS dalam melawan pengaruh Tiongkok dan Rusia.
"Ini adalah salah satu keputusan paling konyol yang mungkin diambil di saat Tiongkok meningkatkan jejak diplomatiknya di seluruh dunia dan membangun jaringan pangkalan militer dan transportasi di luar negeri, Rusia melanjutkan serangan brutalnya yang telah berlangsung bertahun-tahun terhadap sebuah negara berdaulat, dan Timur Tengah terombang-ambing dari satu krisis ke krisis lainnya," kata Kaine.
Pemerintahan Trump berencana mengurangi jumlah tenaga kerja Departemen Luar Negeri mencapai 3.000 orang. Jumlah itu termasuk mereka yang mengundurkan diri secara sukarela.
