Skin Purging: Jerawat Sementara yang Sering Disangka Breakout

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang panik ketika wajah tiba-tiba dipenuhi jerawat setelah mencoba produk skincare baru. Kondisi ini sering dianggap sebagai tanda produk tidak cocok. Padahal, bisa jadi yang terjadi adalah skin purging, yaitu reaksi kulit yang sifatnya sementara dan justru menandakan produk sedang bekerja.

Menurut American Academy of Dermatology Association, purging biasanya terjadi ketika seseorang mulai menggunakan produk dengan bahan aktif seperti retinol, AHA, BHA, salicylic acid, hingga benzoyl peroxide. Bahan-bahan ini mempercepat proses pengelupasan sel kulit mati sehingga jerawat yang “tersembunyi” di bawah kulit muncul lebih cepat.

Dilansir dari Health, banyak orang keliru mengira purging sebagai breakout atau bahkan reaksi alergi. Kesalahpahaman ini membuat sebagian orang menghentikan penggunaan produk yang sebenarnya bermanfaat untuk kulit

"Banyak pasien mengira produknya tidak cocok lalu langsung berhenti, padahal kadang kulit hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri," kata dokter spesialis kulit asal Miami, dr. Anna Chacon.

Meski sama-sama menimbulkan jerawat, purging dan breakout memiliki ciri berbeda. Menurut para dermatolog, purging terjadi akibat percepatan siklus pergantian sel kulit. Tandanya, jerawat kecil, whiteheads, atau blackheads muncul lebih cepat beberapa hari setelah pemakaian produk baru.

"Jika kulit tampak lebih buruk beberapa hari setelah memakai produk baru, itu tanda purging, bukan berarti produk tidak cocok," kata Chacon.

Dermatolog asal Los Angeles, Dr. Paul Yamauchi, MD, PhD, menambahkan, purging biasanya muncul segera setelah pemakaian produk baru, hanya di area yang memang rawan jerawat, dan akan membaik seiring waktu. Sebaliknya, breakout bisa muncul kapan saja, di area wajah yang tidak biasa berjerawat, serta cenderung bertahan lama.

Selain itu, purging biasanya hanya berupa komedo putih atau hitam, sedangkan breakout bisa menimbulkan jerawat batu, nodul, hingga kista. Jika jerawat tidak membaik setelah enam minggu, besar kemungkinan itu bukan purging, melainkan reaksi negatif terhadap produk skincare.

Purging umumnya berlangsung selama satu siklus hidup sel kulit, yakni sekitar empat s.d enam minggu. Setelah itu, kondisi kulit akan membaik dengan sendirinya.

"Jika gejala lebih dari enam minggu, hentikan produk dan konsultasikan ke dokter," ujar Chacon. 

Dia juga menambahkan bahwa lamanya purging dapat dipengaruhi dosis produk, semakin tinggi konsentrasinya maka semakin besar pula potensi munculnya reaksi awal.

Meski terlihat mengganggu, dokter menyarankan agar tidak panik saat menghadapi purging. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan agar kulit tetap aman:

• Hindari memencet jerawat karena bisa meninggalkan bekas.
• Gunakan pembersih wajah yang lembut dan bebas pewangi.
• Rutin memakai sunscreen dengan SPF minimal 30 agar kulit tidak semakin iritasi.
• Mulailah pemakaian produk aktif secara bertahap, misalnya dua kali seminggu, lalu tingkatkan frekuensinya perlahan.

"Mulailah bertahap, jangan langsung tiap hari. Bisa coba dua kali seminggu dulu agar kulit terbiasa," ujar Chacon.

Kapan Harus ke Dokter?

Skin purging memang normal, namun ada kondisi tertentu yang perlu diwaspadai. Jika jerawat semakin parah, muncul jerawat besar dan menyakitkan, atau tidak membaik setelah 8 minggu, sebaiknya segera konsultasi dengan dermatolog.

Dokter kulit dapat membantu dengan memberikan resep obat topikal, terapi cahaya, hingga chemical peeling untuk mempercepat pemulihan kulit.

Foto Pilihan