Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa pasar dan sentra barang-barang tertentu kondisinya mulai sepi ditinggal pembeli, di mana pasar dan sentra ini sempat berjaya sebelum pandemi Covid-19 dan eksistensi marketplace.
Berdasarkan pantauan di beberapa pasar yang dilakukan CNBC Indonesia, kondisinya sebagian besar memprihatinkan, yakni sepi pembeli. Begitu juga sentra-sentra tertentu seperti pusat onderdil motor, toko ban kendaraan dan lain-lain.
Di beberapa pasar yang sudah disambangi oleh CNBC Indonesia, mayoritas penyebab makin sepinya pembeli yakni karena kalah saing dengan marketplace dan pola pergeseran konsumsi masyarakat.
Namun, yang menjadi penyebab utama yakni daya beli masyarakat yang lesu.
Berikut rangkuman hasil pantauan CNBC Indonesia di beberapa pasar dan sentra barang tertentu.
1. Pasar Bunga Rawa Belong
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia hari Senin (25/8/2025) lalu di Pasar Bunga Rawa Belong, terpantau pembeli yang datang cukup sepi. Meski terlihat ada beberapa kesibukan aktivitas, tetapi itu hanya dari para pedagang yang sedang merapikan dagangan bunganya.
Pasar yang berlokasi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini kondisinya saat ini tak seramai dulu, sangat jauh berbeda.
Tampak kondisi pasar cukup sepi dan hanya terlihat hiruk pikuk pedagang dan hanya sedikit pengunjung yang datang.
Pasar ini terbagi menjadi tiga blok yakni Blok A dan Blok B yang lebih banyak menjual aneka bunga seperti mawar, bunga matahari, bunga sedap malam, dan lain-lainnya.
Sedangkan untuk Blok C lebih banyak ditemukan bunga tabur, aneka dedaunan hias untuk dekorasi, dan lain-lainnya.
Beberapa pedagang pun mengakui jumlah pelanggan turun drastis sejak pandemi Covid-19.
Berdasarkan pengakuan pedagang, pasar sejatinya memang cenderung sepi pada Senin dan mulai kembali ramai menjelang akhir pekan.
"Ya memang begini kondisinya kalau Senin. Mulai ramai biasanya Kamis dan menjelang akhir pekan. Tapi kalau dibandingkan dulu, memang pelanggan jauh menurun," kata Halim, salah satu pedagang bunga di Pasar Rawa Belong.
Namun, ramainya pelanggan menjelang akhir pekan masih berada di bawah normal. Hanya lebih ramai di hari-hari besar seperti Lebaran, Imlek, dan musim pernikahan. Selain momen-momen itu, Pasar Bunga Rawa Belong cenderung sepi.
Penyebabnya pun beragam, mulai dari daya beli masyarakat yang lesu, kalah saing dengan marketplace, perubahan terkait perawatan tanaman, hingga ketidakpastian kondisi seperti adanya demo ricuh.
"Memang diakui, daya beli masyarakat jadi penyebab utama, sekarang masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokok, kalau bunga kan bisa nanti dibeli kalau ada uangnya, ya intinya bisa ditahan dulu lah beli bunganya," terang Halim.
Para pedagang pun mengaku mengalami penurunan omzet hingga lebih dari 50%.
2. Toko Onderdil Motor Otista
Pada Rabu (27/8/2025), CNBC Indonesia menelusuri penjualan onderdil motor di di kawasan Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Berdasarkan pantauan saat itu, jumlah pembeli yang datang cukup sepi, tidak seperti dahulu yang sempat ramai.
Hanya beberapa toko yang masih dikunjungi oleh pelanggan. Para pedagang pun mengeluhkan makin sepinya pelanggan yang datang hingga membuat penjualan onderdil motor yang mereka jual pun turun drastis.
Penyebabnya pun mirip-mirip seperti Pasar Rawa Belong yakni daya beli masyarakat yang sedang lesu dan kalah saing dengan marketplace.
"Awalnya sepi karena Covid-19, karena saat itu kan kami tidak boleh buka. Tapi setelah mulai hilang, pelanggan tidak kian bertambah, mungkin karena banyak yang sudah dijual lewat online, karena kalau di online kan biasanya lebih murah dan tidak perlu ke sini jauh-jauh," kata Ferni, salah satu pedagang onderdil motor saat ditemui CNBC Indonesia, Rabu (27/8/2025).
Namun yang berbeda yakni di pusat onderdil motor Otista, kebijakan penindakan motor modifikasi dengan spek balap, di mana kebijakan ini juga berimbas ke penjual knalpot aftermarket yang banyak ditemui di kawasan tersebut.
3. Penjual Ban Baru dan Bekas
Mirip seperti halnya penjual onderdil motor di kawasan Jalan Otista Jakarta Timur, penjual ban baik yang baru maupun bekas juga mengaku tengah dalam kondisi yang tidak baik. Hal ini karena penjualan ban baru dan bekas, baik untuk mobil dan motor juga sedang lesu.
Padahal, ban sendiri menjadi komponen penting dan jika tidak diganti secara berkala, maka akan menyebabkan kecelakaan.
Pedagang ban baru dan bekas di kawasan tersebut dan di Tebet, Jakarta Selatan juga mengungkapkan kini banyak masyarakat yang mulai enggan mengganti ban, karena dinilai pergantian ban cukup lama yakni bisa lebih dari dua tahun.
4. Pasar Tradisional Lainnya di Jakarta
Selain Pasar Bunga Rawa Belong dan sentra onderdil dan ban kendaraan di Otista Jakarta Timur, beberapa pasar tradisional di Jakarta juga tampak sepi.
CNBC Indonesia sudah mengunjungi beberapa pasar tradisional di Jakarta seperti Pasar Minggu, Pasar Kramat Jati, Pasar Baru, dan bahkan Pasar Tanah Abang.
Selain itu, juga ada Pasar Ular di Plumpang Jakarta Utara, pasar hewan Barito, dan pasar barang antik di Menteng Jakarta Pusat.
Penyebab banyak pasar tradisional di Jakarta yang sepi yakni diakibatkan oleh pola pergeseran belanja masyarakat, di mana kini masyarakat lebih memilih untuk berbelanja di marketplace karena lebih mudah dan tidak perlu berpergian.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kantor Sri Mulyani Beri Bukti Daya Beli Warga RI Kuat