Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah rumah sakit di Thailand didenda US$37.000 (sekitar Rp 602 juta). Hal ini terjadi setelah 1.000 halaman riwayat medis pasien digunakan sebagai pembungkus gorengan kaki lima.
Mengutip South China Morning Post (SCMP), NDTV dan laman VnExpress, Jumat (8/8/2025), hal ini terbongkar oleh seorang influencer daring mengunggah dokumen medis yang digunakan sebagai kantong makanan krep yang dikenal di Thailand sebagai khanom Tokyo. Meski namanya tak disebutkan, rumah sakit yang didenda disebut sebagai rumah sakit swasta di provinsi Ubon Ratchathani di timur laut Thailand.
Laman-laman itu menyebutkan bagaimana influencer tersebut, menunjukkan dengan jelas bahwa kertas pembungkus gorengan itu bertuliskan nama seorang pria yang terinfeksi virus hepatitis B. "Haruskah saya terus memakannya, atau ini sudah cukup?" katanya.
Unggahan tersebut menjadi viral, menarik 33.000 reaksi dengan 1.700 komentar saat ini. Padahal unggahan tersebut dirilis Mei 2024.
Sebenarnya rumah sakit telah mengalihdayakan pekerjaan pemusnahan berkas kepada sebuah bisnis keluarga kecil. Sayangnya tidak ada yang memantau prosesnya.
Alih-alih memusnahkan berkas-berkas tersebut, kontraktor tersebut menyimpan dokumen-dokumen tersebut di rumah dan tidak memberi tahu pihak rumah sakit setelah dokumen tersebut bocor.
Hal ini membuat mereka melanggar Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi negara tersebut, yang menetapkan bahwa praktisi medis dan organisasi yang menangani data medis memiliki kewajiban untuk merahasiakannya, dengan denda US$ 520.
"Hak-hak pribadi pasien harus lebih diperhatikan. Rumah sakit harus dituntut dan izin usahanya dicabut," kata salah satu pengguna media sosial di unggahan viral tersebut.
"Pembeli harus memboikot toko yang menggunakan tas daur ulang seperti ini. Penjual ingin menghemat biaya meskipun mereka tahu itu tidak aman. Dokumen medis harus dihancurkan alih-alih dijual," tambah yang lain.
"Virus hepatitis B kemungkinan besar tidak menular melalui kertas. Namun, kami khawatir kertas itu telah melewati entah berapa banyak tangan, dan racunnya terkontaminasi dengan tinta cetak," tambah pengguna lain lagi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: 4 Hari Festival Songkran di Thailand, 138 Orang Tewas