MELALUI Sidang Terbuka Senat Akademik, Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar wisuda sebanyak 3.132 lulusan untuk periode Mei-Juli 2025. Para wisudawan dan wisudawati itu adalah mahasiswa program sarjana, magister, doktor dan profesi. Lalu para lulusan spesialis, sub spesialis, sarjana terapan dan diploma. Agar lebih tertib dan lancar maka upacara wisuda digelar selama tiga hari yakni mulai Selasa (26/8) hingga Kamis (29/8). Wisuda dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood, Kampus Darussalam, Banda Aceh.
Rektor USK Profesor Marwan, melalui Media Indonesia, Selasa (27/8) sebagaimana disampaikan dalam pidato wisuda mengatakan, dari jumlah 3.132 wisudawan dan wisudawati itu, sebanyak 39,5% atau 1.238 orang di antaranya berhasil berhasil lulus dengan predikat pujian, atau cumlaude. Ini merupakan wisuda ke-166 kali yang telah dilaksanakan sepanjang sejarah USK sejak 2 September 196.
"Jumlah alumni USK hingga kini mencapai 168.870 orang yang tersebar di seluruh penjuru negeri bahkan ke berbagai negara belahan dunia," tutur Marwan yang lulusan Doktor Birmingham University Inggris itu.
Wisuda kali ini pun terasa istimewa karena USK turut meluluskan dua mahasiswa asing yaitu wisudawan asal Arab Saudi dan Turkmenistan. Serta seorang wisudawan asal Papua yang lulus melalui beasiswa Afirmasi Pendidikan. Lalu tidak lupa Marwan mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan.
Rektor Marwan menekankan, Indonesia baru saja merayakan 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025 lalu. Perayaan kemerdekaan ini adalah momentum (kesempatan) bagi kita semua untuk mengenang jasa para pahlawan. Kemudian merenungkan sejauh mana telah mengisi kemerdekaan tersebut.
“Bagi USK, peringatan ini menjadi pengingat bahwa dunia pendidikan adalah salah satu garda terdepan dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan. Kemerdekaan yang dipertahankan dengan ilmu pengetahuan, penelitian, dan inovasi" tutur suami dari Eti Indarti, Profesor Bidang Ilmu Teknologi Hasil Pertanian tersebut.
Marwan mengajak wisudawan agar saling merenungkan tantangan bangsa sekarang berbeda dengan 80 tahun silam. Dulu musuh bangsa adalah penjajah, sedangkan kini tantangan besar adalah ketertinggalan, persaingan global, dan disrupsi (perkembangan) teknologi. Karena itu, para wisudawan dituntut menghadapi tantangan ini dengan semangat kemerdekaan dengan tidak pantang menyerah, selalu berinovasi, dan semangat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Rektor universitas negeri terbesar di Aceh itu optimistis, semua wisudawan dan wisudawati USK telah dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai luhur yang cukup selama menempuh studi di kampus kebanggaan masyarakat Serambi Mekkah tersebut.
“Gunakan ilmu yang telah diperoleh tidak hanya untuk mencari penghidupan, tetapi juga untuk memberi manfaat seluas-luasnya bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa" pesan Rektor Marwan yang mulai beruban dengan tatapan haru. (MR/E-4)