Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (3/9) menegaskan pertempuran di Ukraina akan berlanjut jika perjanjian damai tak terwujud.
Pada pekan ini pasukan Rusia dilaporkan menyerang Ukraina dengan mengerahkan 500 drone dan rudal. Sembilan orang di garis peperangan terdepan kehilangan nyawa.
Pernyataan Putin bertolak belakang dengan upaya Barat menyelesaikan konflik Ukraina. Pada Agustus lalu Putin bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Alaska demi membahas perang Ukraina.
Sedangkan pada Kamis ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky direncanakan bertemu sekutu Barat untuk membahas perkembangan perang. Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang jadi tuan rumah pertemuan, menyebut Eropa akan menjamin keamanan di Ukraina saat perang terhenti.
Sedangkan Putin saat berbicara dengan sejumlah jurnalis di China menyebut, pasukan Rusia bergerak maju di semua sisi. Dia lalu mengungkap tentara Ukraina tak lagi menyerang.
“Lihat bagaimana situasi berkembang,” ucap Putin seperti dikutip dari AFP.
“Jika tak ada perjanjian damai, maka kami akan menyelesaikan segala tugas militer,” sambung pemimpin Rusia tersebut.
Terpisah, Menlu Rusia Sergei Lavrov menegaskan, kini negaranya mencari pengakuan internasional perihal daerah-daerah yang mereka caplok dari Ukraina. Rusia menginginkan dunia mengakui wilayah itu adalah bagian kedaulatan Moskow.
Saat ini ada lima wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia. Wilayah Donetsk, Lugansk, Kherson, Zaporizhzhia, dicaplok pada 2022 dan Krimea pada 2014.
“Agar perdamaian abadi tercapai, realitas teritorial baru yang muncul harus diakui dan diformalkan sesuai dengan hukum internasional,” kata Lavrov.