
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan program penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) di setiap RT akan tetap dilanjutkan, meski kebakaran masih kerap terjadi di wilayah padat penduduk seperti Tambora, Jakarta Barat.
“Ini memang ada beberapa kebakaran di Jakarta. Salah satunya di Tambora yang kemarin. Adapun program satu RT mempunyai satu alat untuk pemadam kebakaran akan tetap saya lanjutkan,” ujar Pramono saat ditemui di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (22/7).
Menurutnya, keberadaan APAR di tingkat RT telah membantu meminimalisir dampak kebakaran. Namun, ia mengakui padatnya permukiman tetap menjadi tantangan utama.

“Dan itu terbukti ketika kami di Tambora relatif RT RT-nya sudah mempunyai alat pemadam kebakaran. Maka dampaknya itu menjadi lebih kecil, sehingga demikian penanganan kebakaran tetap menjadi prioritas pemerintahan yang saya bikin,” jelas Pramono.
“Walaupun saya harus mengakui bahwa seperti di Tambora karena padat penduduk. Korsleting itu sering terjadi, dan kemarin terjadi. Dan tapi apapun tetap kita tangani,” pungkasnya.

Sebelumnya, kebakaran melanda permukiman padat penduduk di kawasan Tambora, Jakarta Barat, tepatnya di Jalan Duri Utara, Senin (21/7). Api menghanguskan sejumlah rumah dan ruko yang berada di area tersebut.
Awalnya Damkar menerjukan 18 unit mobil Damkar untuk pemadaman. Namun karena api semakin merambat, total 29 unit Damkar dari Jakarta Barat, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara, dikerahkan.
Sebanyak 70 rumah ludes terbakar dengan 100 kepala keluarga atau 400 jiwa kehilangan tempat tinggal dan harta benda lainnya.