Potongan Tunjangan tak Cukup, DPR Mesti Benahi Regulasi Ketenagakerjaan

6 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Potongan Tunjangan tak Cukup, DPR Mesti Benahi Regulasi Ketenagakerjaan Ilustrasi.(Dok.MI)

PRESIDEN Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi) Mirah Sumirat menegaskan pemotongan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak cukup menjawab persoalan ketenagakerjaan di Tanah Air.  Menurutnya, tugas utama DPR dan pemerintah yakni membenahi kondisi ketenagakerjaan yang saat ini tidak sedang baik-baik saja. Itu ditandai maraknya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). 

“Kalau DPR dan pemerintah tidak segera memperbaiki kondisi saat ini dan regulasi yang ada, PHK massal bisa terus terjadi hingga 2026,” ujarnya kepada Media Indonesia, Minggu (7/9).

Mirah menjelaskan, masalah ini berakar dari politik upah murah yang berlangsung lama. Puncaknya terjadi sejak diberlakukannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja tahun 2020. Regulasi ini, katanya, membuat pemutusan hubungan kerja semakin mudah dan murah, sementara upah pekerja ditekan rendah. Akibatnya, daya beli buruh merosot tajam dan banyak pabrik terpaksa tutup.

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sebenarnya telah memerintahkan pemerintah dan DPR untuk menyusun undang-undang ketenagakerjaan yang baru. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut nyata. 

“Selama undang-undang baru belum dibuat, PHK massal mungkin akan terus berlanjut," kata Mirah.

Ia menekankan, pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo harus berani mengganti regulasi ketenagakerjaan yang lebih adil, seimbang, dan berpihak pada pekerja sekaligus menjaga keberlangsungan usaha. Sambil menunggu proses itu, pemerintah diminta segera mengambil langkah-langkah jangka pendek, seperti menurunkan harga kebutuhan pokok, memberi subsidi untuk kebutuhan dasar (listrik, BBM, pendidikan), serta memastikan buruh yang di-PHK tetap terlindungi BPJS Kesehatan.

Selain itu, Mirah mengingatkan agar pemerintah tidak memperberat beban industri lokal dengan kebijakan impor yang longgar. Menurutnya, derasnya arus barang impor makin menekan perusahaan domestik yang sebelumnya sudah terpukul, mulai dari tekstil, alas kaki, hingga industri rokok seperti PT Gudang Garam.

“Kalau pemerintah tidak segera mengambil langkah konkret, dampaknya bukan hanya pada buruh yang kehilangan pekerjaan, tapi juga pada keberlangsungan ekonomi nasional,” pungkasnya. (H-4)

Read Entire Article