
PT PLN (Persero) membutuhkan investasi USD 188 miliar atau setara Rp 3.074 triliun (kurs Rp 16.354 per dolar AS) untuk melaksanakan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2025-2034.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, mengatakan dalam 10 tahun ke depan, PLN akan menambah kapasitas pembangkit sebanyak 69,5 gigawatt (GW) hingga 2034, di mana 76 persen berasal dari energi baru terbarukan (EBT).
"Seberapa besar sih uang yang kita perlukan 10 tahun ke depan untuk sepenuhnya transisi ke sana? USD 180 miliar, mendekati Rp 3.000 triliun sama dengan APBN kita setahun," ungkapnya saat acara Indonesia Net Zero Summit 2025, Sabtu (26/7).
Dalam RUPTL 2025-2034, total kebutuhan investasi mencapai USD 188 miliar. Nilai ini terdiri dari investasi proyek sebesar USD 171 miliar (Rp 2.699 triliun) dan Maintenance Capex dan Interest During Construction (IDC) sebesar USD 17 miliar (Rp 268 Triliun).
Selain membangun pembangkit baru, nilai investasi tersebut juga dibutuhkan untuk membangun jaringan transmisi dan distribusi, serta kapasitas baterai energy storage system (BESS).
"Sektor ketenagalistrikan membutuhkan investasi mencapai Rp 3.000 triliun yang mana tidak akan bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, sehingga kami harus mengundang kolaborasi semua pihak baik dalam dan luar negeri untuk turut mensukseskan ini," tandas Suroso.
Dalam data yang disampaikan, rincian kebutuhan investasi dalam RUPTL 2025-2034 ini meliputi penambahan kapasitas pembangkit terbarukan baseload (22,1 GW) senilai USD 63 miliar, kemudian pembangkit thermal (16,6 GW) senilai USD 26 miliar, pembangkit VRE solar dan angin (24,3 GW) sebesar USD 34 miliar.
Kemudian, pembangunan BESS (6 GW/27 GW) senilai USD 4 miliar, pembangkit nuklir (0,5 GW) mencapai USD 3,2 miliar, jaringan transmisi (47.758 kms) senilai USD 24 miliar, jaringan distribusi (197.998 kms) senilai USD 11 miliar, end to end smart grid di 5 regional dan 38 provinsi senilai USD 5 miliar, serta belanja modal perawatan dan bunga selama konstruksi sebesar USD 17 miliar.