
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, memastikan pemerintah provinsi akan mempertimbangkan permintaan bantuan material bangunan dari warga terdampak kebakaran di Kapuk Muara, Jakarta Utara.
Permintaan tersebut disampaikan para pengungsi yang hingga kini masih menempati lokasi sementara pasca musibah kebakaran.
“Pasti dipertimbangkan karena memang di Kapuk Muara itu pemerintah DKI sedang mencari jalan keluar,” kata Pram usai menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Da’i Muda Jakarta dan Santunan Yatim di Masjid Jami' Fajrul Islam, Gandaria, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7).

Pram mengakui terdapat persoalan status lahan yang menjadi hambatan dalam penanganan pascakebakaran. Konflik kepemilikan lahan antara warga pengguna lahan dan pemilik sah menjadi salah satu faktor yang membuat Pemprov DKI belum bisa memberikan bantuan konstruksi secara langsung.
“Karena kan memang ada persoalan lahan di sana antara para yang menggunakan lahan itu sama pemiliknya, itu kan memang ada persoalan,” jelasnya.
Sebagai solusi jangka panjang, Pemprov DKI tengah mengkaji kemungkinan membangun rumah susun (rusun) untuk warga terdampak kebakaran di kawasan tersebut.

“Dan kami sedang mendalami apakah kemudian bisa dikerjasamakan dibuatkan rusun oleh pemerintah DKI Jakarta. Itu yang sedang kami dalami dan segera kami putuskan,” tambahnya.
Kebakaran besar melanda kawasan permukiman padat di Kapuk Muara pada Jumat, 6 Juni 2025. Sebanyak 450 rumah hangus terbakar sehingga menyebabkan ratusan warga kehilangan tempat tinggal.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian ditaksir mencapai angka Rp 8 miliar.