
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menanggapi temuan soal sejumlah sekolah dasar (SD) di berbagai daerah yang hanya mendapatkan satu hingga dua siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.
Mu’ti menyatakan pihaknya sedang melakukan pendataan secara menyeluruh terhadap jumlah siswa di seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal itu sebagai dasar pengambilan kebijakan lanjutan.
Dalam acara ini, Mu'ti juga didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikdasmen Gogot Suharwoto.
“Jadi begini, kami memang sekarang setelah nanti SPMB semuanya selesai, ini ada Pak Dirjen (Gogot) di sini, kita akan mendata secara nasional murid di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta,” ujar Mu’ti saat ditemui di SMAN 39 Jakarta, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (16/7).
Menurut dia, kondisi kekurangan siswa bukan hanya terjadi di Solo, melainkan juga di beberapa daerah lain. Bahkan ada sekolah yang tidak mendapatkan siswa baru sama sekali.
“Ada yang malah tidak ada muridnya sama sekali. Saya dapat dari berita, saya baca di Pandeglang itu ada SD yang zero, yang muridnya tidak ada sama sekali, ada di Solo satu murid, ada dua murid,” kata Mu’ti.
“Ini memang data yang kami sedang himpun secara nasional dan dari sistem nanti akan ketahuan, karena kan semua nanti akan di-input,” lanjut dia.

Mu’ti menambahkan, fenomena ini akan menjadi bahan koordinasi lintas kementerian dan pemerintah daerah. Fokusnya terutama pada tingkat sekolah dasar yang disebut paling banyak mengalami kekurangan murid.
“Dan nanti ini menjadi materi koordinasi kami dengan Bapak Menteri Dalam Negeri, juga dengan beberapa pemerintah daerah, karena memang ada banyak sekolah, terutama SD ya, yang memang muridnya itu jauh dari yang seharusnya,” jelas Mu’ti.
Mu’ti memastikan penyebab kondisi tersebut bersifat kompleks dan memiliki banyak faktor. Ia menegaskan pengambilan keputusan ke depan akan berbasis pada hasil analisis data.
“Itu banyak faktor, ini kan negeri. Banyak faktor ya, banyak faktor. Nanti kita lihat, kan semuanya belum selesai, jadi kita akan pelajari secara keseluruhan, berbasis data tentu saja, karena kami senantiasa berusaha untuk mengambil kebijakan dengan data. Database policy, itu yang kita usahakan,” tegasnya.

SDN di Solo Hanya 1 Murid
Sebelumnya SD Negeri Kauman 27 Solo, Jawa Tengah, hanya mendapatkan satu siswa baru pada Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) tahun ajaran baru 2025/2026 melalui jalur afirmasi.
Sedangkan melalui mutasi dan domisili tidak ada siswa yang mendaftar karena letak sekolah yang jauh dari perkampungan dan berada di kawasan pertokoan.
Guru mengajar seorang siswa kelas satu saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Pendidikan (MPLS) di SD Negeri Kauman 27 Solo, Jawa Tengah, Senin (14/7/2025).