REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam menjaga stabilitas sosial dan menjadi perisai kerukunan antar-umat beragama di Indonesia.
"Alhamdulillah, pertemuan ini luar biasa. Forum Kerukunan Umat Beragama inilah yang akan menjadi perisai kerukunan kita," ujar Menag Nasaruddin Umar saat membuka Silaturahmi Nasional Pusat Kerukunan Umat Beragama di Tangerang, Banten, Rabu.
Menag mengatakan kegiatan Silaturahmi Nasional FKUB ini menjadi garda terdepan dalam merespons isu-isu keagamaan di masyarakat.
Ia mendorong seluruh pejabat, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk memberikan dukungan nyata kepada FKUB dengan menyediakan ruang dan fasilitas yang memadai dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Menurut dia, FKUB terbukti menjadi pihak yang paling tanggap, cepat, dan efektif, dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan di tengah masyarakat.
"Semakin kuat daya kerja FKUB, semakin stabil bangsa kita. Maka saya mengimbau sekali lagi kepada semua pihak, khususnya pemerintah daerah, untuk memberikan perhatian dan mendukung pelaksanaan program-program budaya FKUB," kata Menag Nasaruddin Umar.
Menag juga menyoroti keberagaman tokoh agama yang terlibat dalam forum ini, mulai dari Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, hingga Khonghucu.
"Di sini berkumpul para tokoh umat, dan mereka sangat didengar oleh pengikutnya masing-masing. Kehadiran mereka menjadi kekuatan penting bagi pemerintah dalam menjaga suara-suara perdamaian dan harmoni," ujar Menag Nasaruddin Umar.
Silaturahmi Nasional (Silatnas) FKUB menjadi momentum penguatan kolaborasi antar-umat beragama sekaligus penegasan komitmen pemerintah dalam merawat kerukunan sebagai fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Silatnas FKUB dan Lembaga Keagamaan mengusung tema “Merawat Kerukunan Umat Menuju Indonesia Emas 2045”. Tema ini mencerminkan semangat membangun sinergi lintas agama dalam menghadapi tantangan kebangsaan ke depan.
Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin menegaskan pertemuan ini bukan sekadar seremonial, melainkan ruang konsolidasi nasional bagi para pelaku kerukunan untuk memperkuat arah kebijakan dan kerja lapangan.
"Silatnas ini menjadi panggung kolaborasi dan refleksi. Kita ingin para tokoh agama, pemerintah daerah, dan FKUB seluruh Indonesia bergerak bersama menjaga harmoni sosial," kata dia.
Kamarudin Amin berharap kegiatan itu tidak berhenti di tataran forum, tetapi menghasilkan rumusan-rumusan konkret yang bisa diterjemahkan hingga ke daerah.
sumber : Antara