
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengusulkan tambahan anggaran untuk Kementerian Perindustrian senilai Rp 2,05 triliun untuk 255 kegiatan, terutama kegiatan strategis yang berdampak pada pertumbuhan industri nasional.
“Untuk mendukung tercapainya program-program yang ditetapkan Pemerintah, kami (Kemenperin) mengusulkan kebutuhan tambahan anggaran untuk tahun 2026 sebesar Rp 2,05 triliun ini untuk membiayai pelaksanaan berbagai macam program,” ucap Agus dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (7/7).
Agus pun membeberkan beberapa program prioritas, salah satunya untuk penyelenggaraan pameran industri internasional INNOPROM di Rusia pada 2026. “Indonesia akan menjadi partner country pada penyelenggaraan INNOPROM tahun 2026 di Rusia. Ini kira-kira anggarannya yang dibutuhkan sebesar Rp 300 miliar,” lanjutnya.
Selain untuk partisipasi di INNOPROM, usulan tambahan anggaran juga mencakup alokasi untuk pengadaan peralatan laboratorium mendukung penetapan SNI wajib yang sebesar Rp 185 miliar, restrukturisasi mesin dan peralatan senilai Rp 180 miliar.
Kemudian untuk pengembangan industri prioritas seperti semikonduktor, tekstil, makanan dan minuman yang senilai Rp 151 miliar, serta penguatan wilayah usaha baru industri kecil dan menengah (IKM) sebesar senilai Rp 133,8 miliar.
Agus juga menyebut pentingnya anggaran tambahan untuk pendidikan vokasi di ranah industri, seperti penguatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan vokasi yang membutuhkan dana Rp 125,21 miliar, serta penyelenggaraan pendidikan tinggi dan menengah vokasi industri yang membutuhkan sekitar Rp 87,41 miliar.
“Sementara juga ada program yang perlu dibiayai yaitu diklat vokasi sektor industri prioritas sebesar Rp 69,25 miliar,” tuturnya.
Di sisi lain, Agus juga menyatakan bahwa Pagu Indikatif Anggaran Kemenperin tahun 2026 justru mengalami penurunan signifikan sebesar 23,13 persen atau turun Rp 582,73 miliar dibanding tahun 2025.
“Fluktuasi (pagu) ini tentu akan menjadi tantangan bagi kita semua, tantangan tersendiri dalam menjaga keberlanjutan pembangunan sektor manufaktur atau sektor industri agar target program prioritas akan tetap tercapai, dan tercapainya secara efektif dan secara efisien,” ujar dia.
Berdasarkan paparannya, total Pagu Indikatif Anggaran Kemenperin untuk 2026 ditetapkan sebesar Rp 1.936,88 miliar atau 1,93 triliun yang terdiri dari Rupiah Murni sebesar Rp 1.524,5 miliar atau Rp 1,5 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 69,8 miliar, dan dana dari Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp 342,4 miliar.
Adapun rincian belanja pegawai sebesar Rp 972,9 miliar, belanja operasional Rp 364,1 miliar, dan belanja non-operasional sebesar Rp 599,8 miliar.