
MENTERI Luar Negeri Sugiono menyampaikan pesan Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi Shanghai Cooperation Organization (SCO) Plus di Tianjin, Tiongkok, pada Senin (1/9).
"Kehadiran kami di KTT SCO Plus ini merupakan bukti betapa pentingnya Indonesia bagi organisasi ini," kata Sugiono dalam keterangannya Selasa (2/9).
Menurutnya, penting menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap multilateralisme, gerakan nonblok, dan kesediaan bekerja sama di SCO, untuk berdiri dan berjuang mengumpulkan suara negara-negara berkembang serta memperkuat kerja sama multilateral.
"Untuk menunjukkan komitmen Indonesia sebagai sahabat, mitra dan pihak yang bekerja sama dengan Anda semua sebagai keluarga besar," sebutnya.
Kehadiran Negara-Negara Anggota dan Mitra
Sesi pleno dipimpin Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan dihadiri 10 kepala negara dan pemerintahan dari anggota tetap SCO, yaitu Tiongkok, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, India, Pakistan, Iran, dan Belarus.
Selain itu, hadir Mongolia sebagai negara pemantau serta delapan negara mitra dialog yakni Turki, Kamboja, Azerbaijan, Nepal, Armenia, Mesir, Myanmar, dan Maladewa.
Untuk pertama kali, Tiongkok juga mengundang empat negara di luar kategori tersebut, yaitu Indonesia, Laos, Malaysia, dan Vietnam.
Dengan demikian, total 23 negara memberikan pernyataan dalam forum SCO Plus di Tianjin.
Pesan Indonesia
Menlu Sugiono menegaskan pentingnya solidaritas negara-negara berkembang.
"Pada 1965, banyak negara terinspirasi untuk melepaskan diri dari penjajahan untuk bersatu demi kemerdekaan, keadilan, dan kerja sama. Kini, banyak dari kita berjuang untuk menemukan titik temu yang tepat guna memastikan bahwa pembangunan dalam PBB dapat diakses oleh semua orang," jelasnya.
Dia menekankan bahwa kerja sama hanya dapat tumbuh dalam tatanan global yang berdasarkan hukum internasional.
"Pemerintahan global sebagaimana diusulkan oleh ketua juga sejalan dengan agenda pembangunan Indonesia, terutama dalam hal menciptakan kesejahteraan bagi rakyat yang merupakan tujuan utama pembangunan," tambahnya.
Sugiono juga menyoroti isu kemanusiaan. Hal tersebut sangat penting dalam menciptakan kesejahteraan bersama.
"Hal ini menjadi semakin penting terutama dalam menangani situasi seperti yang terjadi di Gaza karena itu kesetaraan sosial, penghormatan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan tidak boleh dikesampingkan," paparnya.
Sugiono hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto yang batal menghadiri KTT SCO Plus dan parade militer peringatan 80 tahun kemenangan dalam Perang Rakyat Tiongkok Melawan Agresi Jepang. Presiden Prabowo memilih tetap berada di Tanah Air untuk memantau kondisi nasional secara langsung.
Prioritas SCO
Tiongkok saat ini menjabat sebagai ketua bergilir SCO untuk periode 2024-2025.
Dalam masa kepemimpinannya, Beijing mendorong kelanjutan Prakarsa Pembangunan Global yang diusulkan Presiden Xi Jinping.
Agenda itu mencakup pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, kesehatan, pembiayaan pembangunan, perubahan iklim dan pembangunan hijau, industrialisasi, ekonomi digital hingga peningkatan konektivitas.
Pertemuan SCO di Tianjin menghasilkan Tianjin Declaration yang merumuskan arah kerja sama organisasi tersebut untuk dekade mendatang (2026-2035).
Deklarasi ini menekankan pentingnya multilateralisme, keamanan, integrasi ekonomi dan reformasi tata kelola global. (I-2)