Mengenal Chikungunya yang Sedang Mewabah di Tiongkok, Apa Ada Vaksinnya?

ilustrasi(freepik)

WABAH Chikungunya sedang merebak di Tiongkok. Sekitar 7 ribu orang di 13 kota di Negeri Tirai Bambu telah dilaporkan dengan Kota Foshan sebagai pusatnya. Dikutip dari Forbes, chikungunya adalah virus yang ditularkan nyamuk dan paling sering muncul dengan gejala sakit kepala, nyeri otot, mual, kelelahan, ruam, dan pembengkakan sendi. 

Meskipun sebagian besar gejala biasanya hilang dalam dua minggu, nyeri sendi yang melemahkan dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Nyeri sendi merupakan ciri khas chikungunya, dan tanpanya, orang yang terinfeksi virus ini dapat dengan mudah salah didiagnosis menderita demam berdarah dengue atau Zika, sehingga sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak orang yang terinfeksi. 

Chikungunya pertama kali terdeteksi di Tanzania selatan pada tahun 1950-an. Namanya berasal dari sebuah kata dalam bahasa Kimakonde di Tanzania selatan yang berarti "yang membungkuk ke atas", yang dimaksudkan untuk menggambarkan postur tubuh orang yang membungkuk dengan nyeri sendi parah.

Virus tersebut hanya dapat menular ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, tetapi manusia dapat menularkannya kembali ke serangga tersebut. Jadi, jika nyamuk yang tidak terinfeksi menggigit seseorang yang terinfeksi chikungunya, ia dapat tertular virus dan menginfeksi orang sehat berikutnya yang digigitnya. Penyakit ini tidak menular atau dapat menular dari orang ke orang.

Hingga kini, vaksin chingkunya ada dua vaksin yang disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat yakni IXCHIQ, vaksin hidup yang dilemahkan, disetujui untuk orang berusia 18 tahun ke atas, dan VIMKUNYA, vaksin partikel mirip virus, disetujui untuk mereka yang berusia 12 tahun ke atas. CDC hanya merekomendasikan vaksin ini kepada orang yang bepergian ke daerah dengan wabah chikungunya. (H-4)