erwin pratama
Games | 2025-09-08 14:07:47
Sering kali, orang tua khawatir tentang waktu yang dihabiskan anak-anak mereka di depan layar, terutama untuk bermain video game. Kekhawatiran ini sering kali didasarkan pada anggapan bahwa game dapat menyebabkan distraksi dan mengurangi rentang fokus. Namun, pandangan ini mulai bergeser seiring dengan semakin banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa, ketika dimainkan secara tepat, game justru bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk melatih dan meningkatkan fokus serta konsentrasi anak.
Manfaat Bermain Game Untuk Meningkatkan Fokus Anak
1. Membangun Konsentrasi Jangka Panjang
Berbeda dengan anggapan umum, banyak game modern menuntut konsentrasi yang berkelanjutan. Game strategi seperti Civilization atau Age of Empires mengharuskan pemain untuk mengelola banyak variabel—sumber daya, unit, dan strategi lawan—selama berjam-jam. Permainan puzzle yang kompleks, seperti Portal atau The Witness, meminta pemain untuk memecahkan teka-teki yang rumit. Untuk berhasil, anak harus belajar untuk memblokir distraksi dari lingkungan sekitar dan memusatkan perhatian sepenuhnya pada tugas yang ada di depan layar. Latihan ini secara bertahap memperkuat kemampuan otak untuk mempertahankan fokus dalam periode waktu yang lebih lama.
2. Melatih Fleksibilitas Kognitif
Dalam game, situasi dapat berubah dengan cepat. Seorang anak mungkin sedang merencanakan serangan, tetapi tiba-tiba harus beralih ke pertahanan karena serangan tak terduga dari lawan. Perpindahan cepat dari satu tugas ke tugas lain ini melatih fleksibilitas kognitif, yaitu kemampuan untuk mengalihkan perhatian dan beradaptasi dengan situasi baru. Keterampilan ini sangat penting di sekolah, di mana anak harus beralih dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain atau mengerjakan berbagai jenis soal dalam satu ujian. Game menyediakan lingkungan yang aman dan menyenangkan untuk melatih kemampuan ini.
3. Meningkatkan Selective Attention
Selective attention adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian pada informasi yang relevan sambil mengabaikan yang tidak relevan. Game action atau first-person shooter adalah contoh sempurna. Di dalam game-game ini, layar dipenuhi dengan berbagai informasi visual dan audio: minimap, bar kesehatan, pemberitahuan, dan berbagai suara. Anak-anak yang bermain game ini belajar untuk secara otomatis menyaring kebisingan visual dan audio untuk fokus hanya pada apa yang penting, seperti posisi musuh atau indikator bahaya. Keterampilan ini dapat diterjemahkan ke dunia nyata, membantu mereka untuk lebih fokus di kelas meskipun ada banyak gangguan.
4. Mengoptimalkan Retensi Melalui Reward System
Game dirancang dengan sistem hadiah atau reward system yang sangat efektif. Ketika anak berhasil menyelesaikan sebuah level, memecahkan teka-teki, atau mengalahkan musuh, mereka menerima reward—baik dalam bentuk poin, item, atau sekadar rasa puas. Rasa pencapaian ini memicu pelepasan dopamin di otak, yang tidak hanya memberikan rasa senang tetapi juga memperkuat memori dari proses yang mengarah ke keberhasilan tersebut. Hal ini membuat mereka lebih termotivasi untuk terus fokus dan mencoba lagi hingga berhasil, bahkan setelah mengalami kegagalan.
5. Lingkungan Belajar yang Menyenangkan dan Bebas Risiko
Game menyediakan lingkungan di mana kegagalan tidak memiliki konsekuensi yang berat. Jika seorang anak gagal dalam sebuah level, mereka bisa mencoba lagi tanpa rasa malu atau hukuman. Lingkungan yang bebas dari risiko ini mendorong mereka untuk bereksperimen, membuat kesalahan, dan belajar dari proses tersebut. Mereka belajar bahwa ketekunan dan strategi adalah kunci untuk mengatasi tantangan, yang merupakan pelajaran berharga untuk kesuksesan di sekolah dan kehidupan.
Dengan pengawasan yang tepat dan pemilihan game yang sesuai, game bisa menjadi lebih dari sekadar hiburan. Game adalah alat yang kuat untuk meningkatkan fokus, melatih fleksibilitas kognitif, dan membangun ketahanan mental pada anak. Kunci utamanya adalah keseimbangan dan moderasi, menjadikan game sebagai suplemen untuk belajar, bukan pengganti.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.