Liputan6.com, Jakarta Manchester United belum menemukan kestabilan permainan di bawah Ruben Amorim. Pelatih asal Portugal itu tetap setia dengan formasi 3-4-3 meski performa tim belum menunjukkan hasil maksimal.
Setan Merah hanya meraih satu poin dari dua laga awal Liga Inggris musim ini sebelum tersingkir memalukan dari Carabao Cup oleh Grimsby Town. Meski begitu, kemenangan tipis atas Burnley sempat menjadi penebusan kecil di Premier League.
Kendati ada secercah hasil positif, kritik tetap mengarah pada Amorim. Banyak pihak menilai sistem 3-4-3 yang ia terapkan belum sesuai dengan karakter skuad United saat ini.
Salah satu yang paling vokal adalah Tony Mowbray, mantan pelatih Sunderland yang pernah membesut Amad Diallo. Ia menilai Amorim terlalu memaksakan skema dan tidak memaksimalkan potensi pemain yang ada.
Kritik Mowbray pada Formasi 3-4-3 Amorim
Mowbray secara terbuka menyebut bahwa Manchester United butuh perubahan di lini tengah. Menurutnya, tiga gelandang akan lebih efektif ketimbang bertahan dengan pola 3-4-3 yang membuat tim kurang seimbang.
Ia menganggap Amorim terlalu terpaku pada satu sistem meski para pemain butuh pendekatan berbeda. Mowbray menilai Casemiro dan lini tengah United akan lebih terlindungi jika ada tambahan pemain di area tersebut.
Berbicara dalam podcast No Tippy Tappy Football, Mowbray berkata: "Menurut pendapat saya, dan bolehkah saya mengatakan ini dengan rendah hati bahwa ia adalah manajer Manchester United, siapakah saya? Siapakah saya yang bisa mengaturnya? Tapi dalam hati saya, rasanya Anda tidak harus bermain 5-4-1, apa pun sebutannya. Anda tidak harus melakukannya," ucapnya seperti dilansir Goal.
"Jika sekelompok pemain mendesak Anda untuk memainkan tiga gelandang demi melindungi mobilitas Casemiro, jika Anda ingin memainkannya atau siapa pun itu, Anda mungkin harus menempatkan pemain tambahan di sana" sambungnya.
Amad Diallo Jadi Korban Taktik Amorim
Selain formasi, Mowbray juga menyoroti penggunaan Amad Diallo. Pemain asal Pantai Gading itu dipaksa tampil sebagai wingback kanan, posisi yang dinilai tidak sesuai dengan kualitasnya.
Mowbray, yang mengenal baik kemampuan Amad ketika dipinjamkan ke Sunderland, meyakini talenta sang winger lebih cocok dimaksimalkan di lini serang. Menurutnya, Amorim menyia-nyiakan potensi besar Amad dengan menaruhnya terlalu ke dalam.
Ia bahkan menyebut Amad sebagai pemain dengan kemampuan istimewa. Mowbray menilai Amad punya level yang sangat cocok untuk Manchester United bila dimainkan di posisi terbaiknya.
"Jadi mengapa Anda begitu terpaku pada satu sistem dan mencoba memaksakan Amad sebagai bek sayap kanan? Amad, pesepakbola brilian, sekelas Man United, saya sarankan. Saya sering berbicara dengan Gary Pallister tentang hal ini ketika kami duduk dan minum kopi di dekat jalan saya hampir setiap hari. Amad, dia jenius," pungkas Mowbray.
(Goal)