Kontras dan Amnesty Kritik Pembangunan Markas Baru Kopassus di Papua, ’Awetkan Kekerasan Bersenjata’

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto diminta mengevaluasi ulang pembentukan markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Papua. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai pembangunan Grup-6 Kopassus di Timika, Papua Tengah hanya akan mengawetkan kekerasan bersenjata di Bumi Cenderawasih.

Pengerahan satuan tempur elite Baret Merah Angkatan Darat (AD) itu menunjukkan pemerintahan Presiden Prabowo yang mulai mengambil opsi militerisme dalam penuntasan masalah di Bumi Cenderawasih.

Koordinator Kontras Dimas Bagus Arya mengingatkan Presiden Prabowo mengambil risiko yang tinggi dalam pembentukan markas khusus Kopassus di Papua itu. Karena menurutnya, tanpa kehadiran Kopassus sekalipun masyarakat di Papua sudah resisten dengan kehadiran ribuan personel militer Indonesia. Menurut Dimas, dengan menghadirkan Kopassus yang permanen di wilayah konflik tersebut, bakal mengeraskan ketakutan warga Papua di tanah kelahirannya sendiri.

Kita tahu bahwa Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini adalah pasukan elite tempur TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang fungsi dan tugasnya adalah untuk operasi militer perang,” kata Dimas saat dihubungi, Rabu (13/8/2025).

Pembentukan Grup-6 Kopassus di Timika, Papua Tengah tersebut, kata Dimas mendegradasi jalan dialog dalam perspektif pembangunan dan kesejahteraan yang selama ini diandalkan paling relevan  untuk mengakhiri konflik bersenjata di Papua. “Dengan adanya markas Kopassus ini, sudah menunjukkan bahwa memang terjadi perubahan perspektif oleh pemerintah pusat, atas penyelesaian masalah di Papua,” ujar Dimas.

“Dari yang tadinya kita harapkan terus dilakukan dialog, menjadi pendekatan militerisme,” sambung Dimas.

Pendekatan militerisme dengan mengerahkan Kopassus tersebut, kata Dimas, bukan tanpa risiko. Menurutnya, Kopassus punya reputasi yang negatif di level internasional sebagai salah-satu satuan militer yang kerap mengabaikan hak asasi manusia (HAM) dalam setiap operasinya.

Dimas mencontohkan, penilaian negatif internasional terhadap Kopassus dalam masalah Timor-Timor. Di Papua, kata Dimas, reputasi internasional Kopassus juga negatif dengan catatan-catatan kekerasan dan pelanggaran-pelanggaran HAM terhadap masyarakat biasa.

Risiko paling tinggi dengan pengerahan permanen Kopassus di wilayah Papua, hanya akan membuat perlawanan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin keras. Menurut Dimas, mengerasnya perlawanan kelompok separatis bersenjata OPM di Papua dengan kehadiran Kopassus di wilayah tersebut, hanya bakal menjadikan warga biasa sebagai korban.

“Menurut saya, cara-cara pengerahan militer di Papua seperti ini hanya untuk memperpanjang skenario konflik bersenjata di Papua. Dan itu hanya akan memperpanjang catatan-catatan buruk pelanggaran HAM yang dilakukan oleh TNI di Papua. Dan yang paling jelas, ini hanya akan membawa korban masyarakat sipil,” ujar dia. 

Read Entire Article