
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menemui keluarga almarhum diplomat Arya Daru Pangayunan di Yogyakarta, Minggu (21/7).
Pertemuan itu menjadi bagian dari pendalaman atas kematian Arya yang ditemukan tewas di Gondia Guest House, Menteng, Jakarta Pusat.
Komisioner Kompolnas Choirul Anam mengatakan, timnya datang untuk mendalami sejumlah hal krusial, mulai dari kronologi hingga latar belakang korban.
“Kami hari ini, hari Minggu, kami sedang berada di Yogyakarta. Tim Kompolnas melakukan pendalaman tahap awal pertama atas kematian diplomat yang terjadi di Jakarta,” ujar Anam dalam keterangan video yang diterima, Selasa (22/7). kumparan sudah diizinkan untuk mengutipnya.

“Kami bertemu dengan keluarga. Pertama kali kami ucapkan bela sungkawa. Yang kedua baru kami melakukan pendalaman berbagai hal,” lanjutnya.
Menurut Anam, salah satu fokus utama pendalaman adalah mempertegas kronologi waktu dan aktivitas korban. Tujuannya, agar kronologi tersebut tidak hanya berupa catatan waktu, tetapi menjadi struktur peristiwa yang lebih utuh dan jelas.
“Salah satu yang paling penting adalah kita mempertegas waktu, soal kronologi waktunya, soal apa yang terjadi di waktu-waktu tersebut, dan bagaimana interaksi aktivitas dalam konstrin waktu tersebut. Sehingga tidak hanya menjadi kronologi, tapi menjadi satu struktur peristiwa,” kata Anam.
Kompolnas juga mempelajari barang-barang yang berkaitan dengan kejadian kematian Arya. Barang-barang itu akan ditelusuri hubungannya terhadap kematian Arya.
Tak hanya itu, Kompolnas turut menggali latar belakang pribadi dan profesional Arya Daru, termasuk pola interaksinya dengan lingkungan sekitar.
“Bagaimana sejarah interaksi almarhum ini secara pribadi dengan berbagai lingkungan yang ada,” tambahnya.
Muncul Informasi Baru dari Keluarga

Dari pertemuan tersebut, keluarga Arya juga menyampaikan informasi baru yang sebelumnya belum muncul dalam diskursus publik. Temuan ini akan menjadi fokus lanjutan bagi Kompolnas bersama pihak kepolisian.
“Yang tidak kalah penting, kami juga diberi informasi terkait sesuatu yang sifatnya baru, yang belum ada dalam perdebatannya itu memang perlu kami telusuri, kami perdalam nantinya dengan cek TKP, termasuk juga dengan PMJ,” jelas Anam.
“Pentingnya untuk mengecek sesuatu yang baru ini, untuk mengklarifikasi apakah betul peristiwanya seperti itu, apakah betul sesuatu yang baru ini masih berhubungan dengan peristiwanya atau tidak, atau memiliki makna yang lain,” lanjutnya.
Anam menjelaskan temuan dari pertemuan ini akan menjadi bahan penting untuk koordinasi lanjutan Kompolnas dengan Polda Metro Jaya. Anam menegaskan, sejumlah informasi yang sebelumnya kabur kini mulai terlihat terang.
“Sekali lagi, dalam pendalaman tim Kompolnas berjumpa dengan keluarga, satu soal kronologi waktu semakin terang bagi kami, soal aktivitas-aktivitas yang menyertai, baik hari H maupun sebelum-sebelumnya, jelas kami mendapatkan informasinya,” kata dia.
“Yang berikutnya adalah background dari berbagai aktivitas almarhum, pas hari H, kita tarik ke belakang ke waktu-waktu yang penting, yang kita dapatkan juga sesuatu yang baru di situ, nah ini kami semakin lama semakin jelas,” Anam.