
Ketua Komisi I DPR Utut Adianto menilai, perang Israel-Iran sangat membahayakan. Ini juga harus jadi perhatian pemerintah Indonesia termasuk TNI.
Utut menilai, berkaca dari perang Israel-Iran, ada hal-hal yang perlu dievaluasi lagi dari porsi prajurit TNI saat ini.
"Nah sekarang ini yang saya sampaikan kan. Menhan. Ternyata kalau ngeliat begini mohon maaf, nanti Panglima, Menhan, para kepala staf, masih perlukah konfigurasi personel seperti itu," kata Utut usai memberikan keterangan di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin (23/6).
"Sekarang kan Angkatan Darat 370 ribu orang, Angkatan Udara 40 ribu, Angkatan Laut 70 ribu. Kalau kita lihat kemarin yang membuat mengerikan kan Amerika punya [pesawat] B-2 stealth bomber yang tidak bisa terdeteksi radar," tambah dia.

Utut menilai, kemajuan teknologi alutsista saat ini sudah sangat maju. Butuh prajurit yang punya profesionalisme tinggi untuk bisa mengimbangi dan mengantisipasi hal ini.
"Jadi dia punya material. Jadi kita harus perbanyak ahli metalurgi, ahli ilmu IT, ahli radar. Kalau enggak sudah lah. Ini kalau itu datang kepada kita apa enggak kalian ikut gepeng. Kalian jadi abu," ujar dia.
Di sisi lain, politikus PDIP itu mendorong semua pihak bergerak untuk menghentikan perang ini. Bila kondisi ini dibiarkan bukan tidak mungkin, situasi akan semakin berbahaya bagi banyak pihak.
"Saya dari pertama sudah feeling ini bahaya. Kalau bisa lebih dari 2 minggu could be very dangerous. Mudah-mudahan Jumat besok sudah selesai," ucap dia.