Di tengah persiapannya untuk berlayar ke Gaza bersama Global Sumud Flotilla, Maimon Herawati, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad), tetap menunaikan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Maimon rencananya bakal berlayar pada Rabu, 10 September 2025. Kini, dia tengah berada di Tunisia untuk mendapat berbagai pelatihan.
“Bekerja untuk Gaza bukan berarti meninggalkan kewajiban di Indonesia. Sepanjang saya bisa, saya berusaha memenuhi tugas di Indonesia, termasuk mengajar [secara online],” ujarnya saat ditemui kumparan di Royal Golf Hotel, Tunis, Tunisia, Minggu (7/9).
Maimon mengampu sejumlah mata kuliah, mulai dari Pengurusan Kreatif untuk Jurnalistik, Teori Media dan Jurnalistik, hingga In-Depth Reporting. Maimon tetap menyiapkan materi pembelajaran meski sadar nantinya akses internet di kapal yang bakal sangat terbatas.
“Hanya saja nanti kalau sudah di kapal, menarik kalau seharinya masih bisa online ngajar. Tapi bandwidth kita di Starlink terbatas. Jadi saya siapkan dulu materi yang bisa diakses asinkronus, diskusinya menyusul setelah saya pulang,” jelasnya.
Tanggung jawab mengajar itu ia atur bersama rekan dosen di jurusan. Jika Maimon tak bisa daring, koleganya akan lebih dulu mengambil alih sesi kuliah. Setelah kembali ke Indonesia, ia akan mengganti sesi yang tertunda.
Lebih jauh, Maimon menilai keberangkatannya justru membawa semangat tersendiri bagi mahasiswa. “Bagi mereka, wartawan di Gaza itu luar biasa, bahkan nyawa pun jadi taruhannya. Saat tahu dosennya ikut berlayar bersama relawan menuju Gaza, itu jadi pengalaman yang membekas. Mereka merasa perjuangan itu bagian dari mereka juga,” tuturnya.
Maimon mengaku sempat diliputi rasa deg-degan, tapi bersyukur mendapat kesempatan. “Ketika Allah kasih kesempatan, alhamdulillah. Walaupun pasti ada rasa takut,” kata Maimon.
Saat menjalani pelatihan sebagai relawan, Maimon sempat bertemu dengan cucu Nelson Mandela, Madlan Mandela.
Maimon dijadwalkan berangkat bersama delegasi Indonesia, Indonesia Global Peace Convoy (IGPC). Maimon merupakan salah satu dari 33 orang yang rencananya berlayar ke Gaza. Bila tak ada aral melintang, para relawan termasuk Maimon akan tiba di Gaza pada 18 September 2025.
Bagi Maimon, mengabdi untuk kemanusiaan bukan berarti menanggalkan kewajiban sebagai pendidik. “Bismillah,” pungkasnya.
kumparan saat ini berada di Tunisia bersama rombongan Dompet Dhuafa. Rencananya, Dompet Dhuafa melepas kapal kemanusiaan dari pelabuhan di Tunisia ke Gaza. Setelah itu, rombongan Dompet Dhuafa bakal terbang ke Yordania untuk menemui para pengungsi Gaza di wilayah perbatasan.