
Serangan AS ke Iran membuat situasi di Timur Tengah semakin panas. Israel memuji serangan AS, sementara Australia mendukung serangan AS sebagai tindakan pencegahan.
Meski demikian, negara-negara dunia banyak yang mengecam serangan AS ke Iran karena dinilai eskalasi konflik masuk ke level yang lebih berbahaya.
Rusia
Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam serangan AS ke Iran. Rusia menyebut serangan AS telah merusak Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir.
"Jelas bahwa eskalasi yang berbahaya telah dimulai, yang sarat dengan perusakan terhadap keamanan regional dan global," kata Moskow, dikutip dari Reuters.
"Risiko konflik yang menyebar di Timur Tengah, yang telah dilanda berbagai krisis, meningkat secara signifikan," lanjutnya.
Korea Utara

Korea Utara juga mengecam serangan AS ke Iran. Korut menyebut serangan itu merupakan pelanggaran terhadap kepentingan keamanan dan hak teritorial negara yang berdaulat.
Menurut Korut, AS dan Israel merupakan penyebab ketegangan di Timur Tengah yang berasal dari perang tanpa henti dan perluasan wilayah Yerusalem yang diterima dan didorong negara-negara Barat.
"(Korea Utara) dengan keras mengecam serangan AS ke Iran yang dengan kejam menginjak-injak integritas teritorial dan kepentingan keamanan negara yang berdaulat. Komunitas internasional yang adil harus menyuarakan kecaman dan penolakan bulat terhadap tindakan konfrontatif AS dan Israel," kata Kementerian Luar Negeri Korut sebagaimana dilaporkan kantor berita KCNA.
China
China menyatakan serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran telah merusak kredibilitas AS. Menurut China, situasi di Timur Tengah kini semakin tak terkendali.
"Semua pihak harus menahan dorongan kekuatan, menghindari memperburuk konflik, dan memicu persoalan yang lebih besar," kata Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong.
Dia mengatakan semua pihak khususnya Israel harus segera menghentikan serangan untuk mencegah situasi meningkat dan menghindari perang semakin meluas.
"Iran terluka, tapi kredibilitas AS juga terluka -- baik sebagai negara maupun sebagai peserta dalam negosiasi internasional apa pun," katanya.
Turki
Turki mengatakan serangan AS ke Iran meningkatkan risiko konflik regional menyebar secara global.
"Perkembangan yang terjadi dapat membawa konflik regional ke level global. Kami tidak ingin skenario bencana ini terwujud," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Turki menegaskan hanya negosiasi yang dapat menyelesaikan sengketa nuklir antara Iran dan AS.
Pakistan

Satu hari setelah mengusulkan Presiden Donald Trump sebagai penerima Penghargaan Nobel Perdamaian, Pakistan menyatakan mengecam serangan AS ke Iran.
Pakistan mengatakan keputusan AS mengebom fasilitas nuklir Iran melanggar hukum internasional dan diplomasi merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan krisis Iran.
"Peningkatan ketegangan dan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat agresi yang berlangsung terhadap Iran sangat mengganggu. Peningkatan ketegangan lebih lanjut akan sangat merugikan kawasan dan sekitarnya," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif bahkan menghubungi Presiden Iran Masoud Pezeshkian untuk menyampaikan Pakistan mengutuk serangan AS.
Negara-negara Teluk Arab
Negara-negara Teluk Arab seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Uni Emirat Arab menyatakan keprihatinannya terhadap serangan AS ke Iran. Namun, mereka tidak menyatakan mengecam serangan AS.
Dikutip dari The New York Times, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi meminta deeskalasi dan pengendalian diri. Kemlu Arab Saudi mengatakan memantau situasi dengan kekhawatiran yang mendalam.
Kementerian Luar Negeri Qatar bahkan tidak menyebut AS sama sekali dalam pernyataannya. Qatar menyampaikan keprihatinan atas situasi yang memburuk akibat serangan yang menargetkan fasilitas nuklir Iran. Pernyataan ini kontradiktif karena Qatar sebelumnya secara terbuka mengecam serangan Israel ke Iran.
Kuwait dan Uni Emirat Arab juga menghindari secara terbuka mengecam AS, tapi tetap menyampaikan kekhawatiran mendalam atas serangan tersebut.