REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Kamboja akan menominasikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump untuk menerima Hadiah Nobel Perdamaian. Trump dinilai berperan dalam gencatan senjata yang dicapai Kamboja dan Thailand guna mengakhiri konfrontasi antara kedua negara tersebut.
"Sebagai warga negara Kamboja, kami sangat mengagumi dan dengan tulus berterima kasih kepada Presiden AS, 'Presiden Perdamaian'. Kami harus secara resmi mengusulkan agar Presiden Donald Trump dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian," kata Wakil Perdana Menteri Kamboja, Sun Chanthol, seperti dikutip Cambodian Fresh News, Jumat (1/8/2025).
Chanthol mengatakan, berakhirnya konflik antara Kamboja dan Thailand telah menyelamatkan ribuan nyawa. Kedua negara tersebut, dengan bantuan mediasi Malaysia, menyepakati gencatan senjata pada 28 Juli 2025. Selama lima hari sebelumnya, Thailand dan Kamboja terlibat konfrontasi, bahkan saling meluncurkan serangan roket.
Salah satu penyebab memanasnya hubungan Thailand dengan Kamboja adalah sengketa perbatasan. Puluhan orang dari kedua negara mengalami luka, bahkan tewas, akibat konflik selama sekitar sepekan tersebut.
Presiden AS Donald Trump sempat berbicara dengan Perdana Menteri Thailand dan Kamboja. Trump meminta mereka mengakhiri pertempuran dan memperingatkan bahwa konflik yang sedang berlangsung dapat membahayakan perjanjian perdagangan mereka dengan AS.
Setelah kedua pemimpin negara tersebut sepakat berdamai, Trump kembali menghubungi mereka untuk menyampaikan ucapan selamat. Para pejabat tinggi Thailand dan Kamboja akan melakukan pertemuan kembali di Malaysia untuk merundingkan garis perbatasan.