Liputan6.com, Jakarta AC Milan memasuki musim ini dengan sejumlah wajah baru, tetapi perdebatan soal siapa yang pantas mengisi peran nomor 9 masih terus bergulir. Nama Santiago Gimenez menjadi perhatian setelah masa akhir bursa transfer sempat diwarnai kabar pertukarannya dengan Artem Dovbyk dari AS Roma. Namun, pada akhirnya, sang striker asal Meksiko tetap bertahan di Milanello.
Meski Christopher Nkunku sudah datang dari Chelsea dengan mahar besar, karakternya jelas berbeda dari seorang penyerang tengah klasik. Oleh karena itu, publik menilai peluang Gimenez untuk menjadi ujung tombak utama Milan semakin terbuka lebar. Ia kini satu-satunya striker murni yang tersedia di skuad Massimiliano Allegri.
Andrea Longoni, jurnalis Italia yang menulis di Calciomercato.com, menegaskan bahwa Allegri sebaiknya memberi kepercayaan penuh pada Gimenez. Menurutnya, jika digunakan dengan tepat, striker berusia 24 tahun itu bisa menjadi aset besar bagi perjalanan Rossoneri musim ini.
Gimenez, Satu-satunya Nomor 9 Murni
Longoni menilai ide memainkan Rafael Leao sebagai penyerang tengah menarik, tetapi sulit diterapkan secara konsisten. “Sebagai perbandingan, ide menggunakan Rafael Leao sebagai penyerang tengah, sebagai nomor 9, memang menarik tapi kemudian sulit untuk diimplementasikan,” tulis Longoni.
Ia mengingatkan bahwa eksperimen itu hanya berhasil saat pramusim melawan tim-tim yang memberi ruang serangan balik. Namun, melawan lawan yang bertahan rapat, strategi semacam itu cenderung mentok. Kondisi ini membuat Allegri tidak punya banyak pilihan selain mempercayai Gimenez sebagai nomor 9 sejati.
“Jadi, pada akhirnya, Allegri harus beralih ke Gimenez. Ada persepsi negatif tentang dirinya hari ini, bahkan di antara banyak fans, tapi ini jelas salah dan tidak sesuai dengan kenyataan,” tegas Longoni.
Angka-angka Bicara untuk Gimenez
Sebagai seorang penyerang tengah, Longoni menekankan bahwa statistik adalah tolok ukur utama. “Untuk seorang penyerang tengah, angka adalah segalanya; mereka adalah kitab suci sepak bola. Melihat milik pemain asal Meksiko itu, sama sekali tidak negatif,” tulisnya.
Gimenez memang sering dipandang sebelah mata karena torehan golnya di Eredivisie dianggap terlalu mudah dicapai. Namun, fakta di lapangan membuktikan sebaliknya. Di usia muda, ia sudah mampu bersaing di level tertinggi sepak bola Eropa.
“Banyak yang mengatakan bahwa mudah mencetak gol di Eredivisie. Namun, yang sering diabaikan adalah bahwa di usia baru 24 tahun, dia telah mencetak delapan gol dalam sebelas pertandingan Liga Champions. Itu adalah angka yang mengesankan di kompetisi utama Eropa,” lanjut Longoni.
Sumber: Calciomercato.com, Sempre Milan