Liputan6.com, Jakarta - Senin (1/9/2025) pukul 19.00 waktu Inggris, bursa transfer awal musim Premier League 2025/2026 resmi ditutup. Manchester United menyelesaikan beberapa kesepakatan pada hari terakhir.
Senne Lammens masuk memperkuat pos penjaga gawang menyusul kinerja meragukan Andre Onana dan Altay Bayindir.
Namun, aktivitas terbanyak terjadi di pintu keluar Old Trafford. Setelah coba menendang sejumlah pemain tidak berguna sepanjang musim panas, MU akhirnya berhasil melakukannya.
Antony dijual ke Real Betis dan Jadon Sancho dipinjamkan ke Aston Villa. Rasmus Hojlund turut dititipkan ke Napoli. Jasa penyerang asal Denmark tersebut tidak lagi dibutuhkan menyusul pembelian Benjamin Sesko dari RB Leipzig.
Ketiga pemain itu menyusul Alejandro Garnacho yang dilego ke Chelsea sehari sebelumnya, dengan Marcus Rashford dipinjamkan ke Barcelona sejak 23 Juli.
Manchester United boleh menganggap keluarnya Rashford, Antony, Sancho, dan Garnacho sebagai keberhasilan mengingat seberapa keras manajemen ingin melepas mereka.
Meski begitu, kepergian kuartet tersebut tetap meninggalkan kesan pahit dan mempertegas status Manchester United sebagai klub yang tidak beroperasi dengan baik. Bagaimana tidak, nama Daniel James hingga kini masih tercatat sebagai satu-satunya pembelian menguntungkan.
Pelatih Setan Merah, Ruben Amorim, berbicara terkait masa depan Alejandro Garnacho, Antony, dan Jadon Sancho yang belakangan ini tengah dibicarakan. Menurutnya, mereka tetap bagian dari masa depan MU.
Cuma 1 yang Profit sejak Sir Alex Pensiun
Sejak manajer legendaris Sir Alex Ferguson pensiun pada 2013, James menjadi satu-satunya keuntungan yang diraih MU dalam aktivitas di bursa transfer. Pemain asal Wales itu dibeli dari Swansea City senilai 15 juta poundsterling pada 2019. Dia dijual ke Leeds United seharga 25 juta pounds dua tahun berselang.
Di luar James, Manchester United kerap menderita kerugian signifikan akibat rekrutmen mahal. Angel Di Maria dilepas ke Paris Saint-Germain pada 2015 senilai 44,3 juta pounds, setahun setelah didatangkan dari Real Madrid sebesar 58,7 juta pounds.
Sementara Romelu Lukaku ditendang ke Inter Milan seharga 68 juta pounds tahun 2019. Padahal MU mengeluarkan 75 juta pounds untuk merekrutnya dari Everton pada 2017.
Neraca keuangan Setan Merah kembali merah dengan penjualan Antony. Dia dibeli sebesar 95 juta euro dari Ajax Amsterdam tahun 2022. Namun, MU cuma mendapat 25 juta euro dari Real Betis, meski ada klausul pendapatan ekstra 50 persen hasil penjualan Antony di masa depan.
Finansial MU turut terancam dari transfer Hojlund. MU merogoh 77,8 juta euro saat membelinya dari Atalanta pada 2023. Kini dia dipinjamkan ke Napoli dengan biaya enam juta euro, plus transfer permanen 44 juta euro jika sejumlah syarat terpenuhi.
Jadon Sancho Ikuti Paul Pogba?
Selain kerugian besar, MU bahkan tidak mendapat apa-apa dari pembelian mahal. Paul Pogba merupakan kasus paling tragis. Manchester United dua kali mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya, salah satunya senilai 105 juta euro yang menjadi rekor pembelian terbesar pada 2017. Dua kali pula mereka harus melepasnya secara cuma-cuma karena tidak tercapai kesepakatan kontrak baru.
Kini MU berpeluang merasakan hal serupa terkait Sancho yang direkrut sebesar 85 juta euro dari Borussia Dortmund pada 2021. Mereka masih punya sedikit waktu mengingat ada opsi perpanjangan setahun dari ikatan kerja yang habis di 2026.
Namun, niat MU tergantung kinerja Sancho di Villa Park. Jika sang pemain bersinar, mereka boleh berharap bisa mendapatkan kembali sedikit dari investasi besar yang sudah dikeluarkan untuknya. Namun, harapan itu sulit terwujud melihat apa yang sudah terjadi.
Sancho memang menunjukkan kemampuan ketika dipinjamkan kembali ke Borussia Dortmund pada awal 2024. Meski begitu, permintaan gaji dan banderol harga dari MU membuat klub Jerman itu enggan mempermanenkan kehadirannya.
Lulusan akademi Manchester City itu lalu kurang meyakinkan saat dititipkan ke Stamford Bridge musim lalu, sehingga Chelsea memilih membayar penalti ketimbang membelinya. Sancho juga sempat menolak pinangan AS Roma karena upah yang ditawarkan terlalu kecil, sampai akhirnya pindah ke Aston Villa.
Selain contoh di atas, mismanajemen MU dalam transfer turut terlihat pada pemain akademi sendiri. Mereka cuma menerima 25,7 juta pounds dari Napoli bagi Scott McTominay pada 2025. Angka ini tidak seberapa mengingat kinerja gelandang asal Skotlandia itu. McTominay membawa Napoli merebut Scudetto sehingga jadi pemain terbaik Serie A.
Kasus serupa bisa berlaku bagi Garnacho. MU akhirnya cuma menerima 40 juta pounds dari Chelsea, meski sempat bersikukuh di angka 60-70 pounds.
Perbandingan dengan Rival
Kinerja Manchester United dalam hal transfer sangat kontras jika dibandingkan dua rival tradisional: Liverpool dan Manchester City.
Liverpool mengantongi keuntungan 10 juta pounds dari transfer Luis Diaz ke Bayern Munchen, meski sang pemain sudah berusia tiga tahun lebih tua.
Mereka juga mendapat 70 juta pounds hasil penjualan pemain akademi seperti Jarell Quansah, Ben Doak, Caoimhin Kelleher, dan Tyler Morton. Setahun sebelumnya, klub Merseyside tersebut juga mengantongi 40 juta pounds dari penjualan Fabio Carvalho dan Sepp van den Berg meski keduanya jarang tampil di tim utama.
Rapor Manchester City tidak kalah mentereng ketimbang MU. Sang tetangga berisik meraup 60 juta pounds musim panas ini dari James McAtee, Yan Couto, dan Maximo Perrone.
Tahun lalu mereka mendapat keuntungan signifikan setelah melepas Julian Alvarez sebesar 65 juta pounds ke Atletico Madrid, meski cuma mengel...