Liputan6.com, Jakarta Presiden China Xi Jinping tanpa sengaja terekam mikrofon bericara tentang kemungkinan manusia hidup hingga 150 tahun. Hal itu Xi Jinping obrolkan saaat bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Rabu, 3 September 2025.
“Beberapa telah meramalkan bahwa pada akhir abad ini, manusia berpotensi hidup hingga 150 tahun,” kata Xi Jinping pada saat itu dikutip dari NBC News.
Secara sains mungkinkah manusia hidup hingga 150 tahun?
Kemajuan ilmu kedokteran, termasuk vaksin, antibiotik, hingga teknologi kesehatan berbasis kecerdasan buatan telah memperpanjang harapan hidup manusia. Di Indonesia angka harapan hidup menjadi 72,39 tahun pada tahun 2024 menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Para ilmuwan percaya penelitian terbaru soal terapi anti-penuaan, pengobatan presisi, serta pola hidup disiplin dapat mendorong umur manusia lebih panjang.
“Healthy longevity medicine bukan lagi fiksi ilmiah. Kita mengerti mengapa manusia menua dan bagaimana cara intervensinya,” kata profesor kedokteran dan penuaan fungsional di National University of Singapore, Dr. Andrea Maier mengutip Fortune Well.
Selain itu, muncul pula gelombang biohacker dan klinik longevity yang menjanjikan tubuh tetap bugar hingga usia 120 tahun lebih. Peneliti penuaan di UC Berkeley, Alina Su, menyebut bahwa hidup lebih sehat 100 tahun bukanlah mimpi semata.
“Dengan pesatnya inovasi dalam penelitian anti-penuaan, kami melihat terapi baru, pengeditan gen, obat yang dipersonalisasi, dan hal-hal lain yang akan mendorong batas atas umur manusia,” ujarnya.
Namun, pakar genetika Nir Barzilai menegaskan usia maksimal manusia saat ini masih berkisar 115 tahun, dengan rekor dunia 122 tahun. Menurutnya, penuaan adalah akar penyakit-penyakit usia.