
Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (15/7) usai Amerika Serikat merilis data inflasi Juni 2025 yang naik. Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 0,3 persen pada Juni 2025 setelah naik tipis 0,1 persen di bulan Mei. Secara tahunan IHK naik menjadi 2,7 persen dari 2,4 persen pada Mei.
Terkereknya inflasi ini karena tarif yang dikenakan Presiden Donald Trump ke banyak negara. Sementara di pasar saham, Dow Jones Industrial (.DJI) turun 436,36 poin, atau 0,98 persen, menjadi 44.023,29, S&P 500 (.SPX) turun 24,80 poin, atau 0,40 persen, menjadi 6.243,76, dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 37,47 poin, atau 0,18 persen, menjadi 20.677,80.
Nasdaq yang didominasi saham teknologi didorong oleh saham-saham chip termasuk perusahaan raksasa Nvidia (NVDA.O), yang melonjak 4 persen, setelah pemimpin chip AI itu akan melanjutkan penjualan chip H20-nya ke China.
Namun, indeks saham MSCI di seluruh dunia (.MIWD00000PUS), turun 3,21 poin, atau 0,35 persen, menjadi 920,25. Di Eropa, STOXX 600 (.STOXX), indeks ditutup turun 0,37 persen.
Pada hari yang sama, investor juga memantau dimulainya musim laporan keuangan kuartal kedua. Hasil dari JPMorgan Chase (JPM.N), dan Citigroup (CN), melampaui ekspektasi, tetapi mendapat tanggapan beragam.
JPMorgan ditutup melemah 0,74 persen, sementara saham Citi menguat 3,7 persen. Wells Fargo (WFC.N), Saham berakhir turun 5,5 persen karena memangkas proyeksi pendapatan bunga bersih tahun 2025.
Berdasarkan data London Stock Exchange (LSEG), laba S&P 500 diperkirakan naik 5,8 persen year-on-year (yoy). Prospek tersebut telah meredup sejak proyeksi awal April sebesar 10,2 persen, sebelum Presiden Donald Trump melancarkan perang dagangnya.

Data harga konsumen AS naik 0,3 persen pada Juni dan menjadi kenaikan terbesar sejak Januari tahun ini. Masyarakat AS mulai terkena dampak tarif Trump yang menyebabkan kenaikan harga mulai dari kopi, peralatan audio, hingga perabot rumah tangga.
Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga stabil sambil menunggu data yang menunjukkan dampak tarif. Namun setelah data Selasa (15/7), para pedagang tetap yakin bahwa The Fed kemungkinan besar akan memangkas suku bunga pada September.
Perdagangan juga masih menjadi fokus utama setelah Trump mengancam pada akhir pekan lalu untuk mengenakan bea masuk sebesar 30 persen terhadap Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus. Meskipun, Trump mengatakan ia terbuka untuk negosiasi lebih lanjut.
Bersamaan dengan tarif dan inflasi, investor fokus pada prospek fiskal dan utang AS serta tekanan dari Trump terhadap Ketua Fed Jerome Powell untuk memangkas suku bunga.