Liputan6.com, Jakarta - Penampilan Manchester United di awal Liga Inggris 2025/2026 tidak sesuai harapan. MU kalah tipis 0-1 di laga pembuka melawan klub rival Arsenal, akhir pekan lalu.
Pertandingan tampak bagus di menit-menit awal, tetapi kesalahan Altay Bayindir merusak segalanya. Kesalahan perhitungannya di tendangan sudut merugikan United, dan Riccardo Calafiori berhasil menjebol gawang. Setelah itu, Benjamin Sesko masuk ke lapangan, harapan pun muncul, tetapi dua peluang Bryan Mbeumo sia-sia.
Inilah kenyataan tim yang finis di peringkat ke-15 musim lalu, tersingkir dari kompetisi Eropa, dan kekhawatiran terbesar mereka justru sama dengan yang menghantui mereka sejak musim lalu—kiper. Kesalahan Andre Onana telah membuat tim kehilangan beberapa poin krusial, dan kini klub sedang mencari kiper baru.
MU sempat dikaitkan dengan beberapa kiper di musim panas, salah satunya adalah Zion Suzuki dari Parma. Sebelumnya, beredar kabar bahwa United telah mengintensifkan pemantauan bakat mereka dan penjaga gawang tersebut dibanderol dengan harga 40 juta pounds.
Menariknya, Setan Merah sempat sepakat untuk membelinya dari Urawa Red Diamonds pada tahun 2023, tetapi sang pemain menolak tawaran tersebut dan dipinjamkan ke Sint-Truiden di Belgia.
Blunder Bayindir saat melawan Arsenal bikin banyak orang meragukan posisinya di bawah mistar Manchester United. Tapi, pelatih Rben Amorim justru pasang badan dan menegaskan MU tidak butuh kiper baru.
Kesempatan Sempurna buat Berkembang di Klub
Kini, pemain berusia 23 tahun itu secara terbuka menyatakan bahwa fokus utamanya adalah Parma. Ia mengakui banyak rumor yang beredar, tetapi prioritasnya adalah mempersiapkan diri dengan baik untuk musim ini.
Kiper asal Jepang tersebut mengatakan bahwa Parma memberinya tawaran yang sulit ditolak, dan itulah mengapa ia langsung memilih klub Liga Italia ini.
Suzuki menggambarkan tahun lalu sebagai kesempatan sempurna baginya untuk berkembang dan mengatakan bahwa pengalamannya bersama Parma sejauh ini sangat baik.
Menjauh dari Tantangan Besar
Dari hal-hal ini, jelas terlihat bahwa sang pemain ingin memberikan stabilitas pada kariernya dan menganggap lebih baik untuk menjauh dari tantangan besar seperti tawaran MU. Terlepas dari seberapa besar minat yang ditunjukkan United, Suzuki saat ini cenderung membentuk masa depannya di Italia.
“Saya tahu ada banyak rumor tentang saya, tetapi saya sepenuhnya fokus pada Parma dan bersiap untuk memulai musim dengan baik. Parma memberikan tawaran yang fantastis, jadi saya langsung memutuskan untuk menerima dan bergabung dengan klub ini. Tahun lalu adalah kesempatan untuk berkembang, dan saya sangat senang dengan pilihan saya,” katanya.
Manchester United Tunggu Pemain Siap Mental
Di sisi lain, mengingat situasi MU, pembelian senilai 40 juta pounds tentu dapat memperkuat lini pertahanan, tetapi ini hanya mungkin jika sang pemain siap secara mental.
Suzuki sepenuhnya puas di Parma saat ini, dan ini meningkatkan kepercayaan dirinya. Para pemain muda harus terlebih dahulu mendapatkan stabilitas di klub yang lebih kecil dan kemudian menghadapi tekanan dari klub yang lebih besar.
Situasi ini mengecewakan bagi MU, tetapi prioritas Suzuki dapat dimengerti. Sementara itu, Manchester United terus mengincar Senne Lammens karena upaya Emi Martinez menemui jalan buntu.