SEKRETARIS Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut ketua umum partainya, Megawati Soekarnoputri, memiliki hubungan yang baik dengan Presiden Prabowo Subianto. Menurut Hasto, hingga saat ini Prabowo masih mempercayai Megawati.
Buktinya, kata Hasto, Prabowo masih memberikan kepercayaan ke Megawati untuk memimpin beberapa lembaga negara, yaitu sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Kedua jabatan itu telah Megawati emban sejak masa Presiden Joko Widodo.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Kini, Hasto berujar Prabowo tetap mempertahankan perempuan yang juga presiden ke-5 Indonesia itu sebagai tanda percaya. "Tentu saja Ibu Megawati masih dipercaya," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Ahad, 17 Agustus 2025.
Hasto menyampaikan Megawati juga terus berkomunikasi dengan Prabowo. "Dalam tugas-tugas strategis tersebut komunikasi dengan Bapak Presiden Prabowo akan terus-menerus dilakukan," tuturnya.
Prabowo dan Megawati pernah bersama-sama maju di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden atau Pilpres pada 2009. Ketika itu, Megawati maju sebagai calon presiden sementara Prabowo menjadi wakilnya. Pada tiga Pilpres selanjutnya, Prabowo dan Megawati berbeda kubu. Sementara Prabowo terus maju sebagai calon presiden hingga akhirnya terpilih pada 2024, Megawati dan PDIP mengusung kader partainya sendiri, yaitu Joko Widodo pada 2014 dan 2019 serta Ganjar Pranowo pada 2024.
Megawati sebelumnya menyampaikan PDIP bukanlah partai pendukung maupun oposisi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dia menyebut partainya sebagai partai penyeimbang.
Pengamat politik sekaligus Direktur Utama PARA Syndicate Virdika Rizky Utama menilai sikap PDIP sebagai partai penyeimbang menunjukkan ambiguitas politik. Padahal, kata dia, PDIP pernah menunjukkan sikap oposisi yang tegas di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Virdika, posisi PDIP kali ini sangat ambigu. Dia menyebut partai tersebut hendak memainkan peran ganda. "Partai berlambang kepala banteng itu ingin tampil sebagai partai kerakyatan. Pada saat bersamaan, mereka tak ingin tampak menjauh dari kekuasaan yang dipegang Prabowo Subianto," kata Virdika.