
AKTIVITAS ekspor-impor di Sulawesi Selatan mengalami penurunan di tengah gejolak ekonomi global yang melanda berbagai negara.
Kondisi ini mendorong PT Pelindo Regional 4 untuk mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas Pelabuhan Makassar guna menopang perdagangan daerah.
Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis, mengungkapkan bahwa kontribusi ekspor-impor terhadap total traffic bongkar muat di wilayah Makassar saat ini hanya mencapai 4-5 persen.
"Fenomena menurun ini sangat tergantung dari harga komoditas yang diekspor, banyak berbasis agrikultur dan pertambangan yang rentan terhadap fluktuasi harga global," jelasnya.
Makassar New Port Siap Tampung Lebih Banyak
Melihat potensi yang belum optimal ini, Pelindo telah melakukan sosialisasi intensif kepada seluruh pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan melalui dinas perdagangan. Tujuannya, memperkenalkan kapasitas terpasang yang tersedia di Makassar New Port.
"Makassar sesungguhnya sudah berstandar internasional dengan kapasitas minimal 2,5 juta TEUs. Artinya ketika ada barang yang berpotensi untuk diekspor dan berasal dari daerah lingkup Sulawesi Selatan, Makassar sudah sangat siap untuk itu," tegas Abdul Azis.
Langkah sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan efek positif untuk mendongkrak kembali ekspor melalui Pelabuhan Makassar. Dengan kapasitas besar yang telah tersedia, pelabuhan ini siap menampung lebih banyak volume perdagangan dari berbagai daerah di Sulsel.
Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, menyatakan bahwa meski menghadapi tekanan global termasuk penurunan ekspor komoditas tertentu seperti nikel, perekonomian Sulsel diproyeksikan tetap tumbuh di kisaran 4,8-5,6 persen pada 2025.
"Fondasi ekonomi Sulsel masih cukup kokoh berkat diversifikasi sektor seperti pertanian, perikanan, perdagangan, dan pariwisata," kata Rizki dalam diskusi Sulsel Talk, Selasa (12/8).
Untuk mengatasi ketergantungan pada komoditas tertentu, BI bersama pemerintah daerah terus mendorong hilirisasi industri dan perluasan pasar ekspor non-tambang. Sektor pertanian dan perikanan dinilai memiliki peluang besar untuk dikembangkan.
"Dengan penguatan rantai pasok dan inovasi produk, Sulsel bisa tetap tumbuh positif. Kami melihat peluang besar di sektor pertanian, perikanan, dan industri pengolahan," tambah Rizki.
Kolaborasi intensif antara seluruh stakeholder, termasuk Pelindo, diharapkan dapat membalikkan tren penurunan ekspor dan mengoptimalkan potensi perdagangan Sulawesi Selatan melalui infrastruktur pelabuhan yang telah tersedia. (LN/E-4)