Ekonomi Syariah RI Tumbuh 9,16 Persen, Tapi Inklusi Masih 13 Persen

1 month ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Ekonomi syariah Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif. Namun, inklusi masyarakat dan keterpaduan ekosistem masih menjadi pekerjaan rumah besar. Wakil Presiden RI ke-13, Prof KH Ma’ruf Amin, menilai ketimpangan ini harus segera dijawab bersama oleh pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan.

“Pertumbuhan sektor halal Indonesia tetap kuat meski dunia tidak dalam kondisi baik-baik saja. Ini menunjukkan fondasi ekonomi syariah kita semakin kokoh,” kata Prof Ma’ruf dalam diskusi Kamisan yang digelar Center for Sharia Economic Development (CSED), dikutip Sabtu (12/7/2025).

Per Januari 2025, ekspor produk halal Indonesia tumbuh 9,16 persen secara tahunan. Produk makanan dan minuman mendominasi lebih dari 80 persen struktur ekspor, diikuti sektor farmasi, tekstil, dan kosmetik. Nilai kontribusi sektor Halal Value Chain (HVC) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga meningkat menjadi 25,44 persen, tumbuh 2,45 persen dibanding tahun sebelumnya.

Di sektor keuangan, total aset keuangan syariah nasional mencapai Rp9.529 triliun per Maret 2025, naik 5,3 persen secara tahunan, lebih tinggi dari pertumbuhan aset keuangan nasional yang hanya 3,6 persen.

Namun di balik pertumbuhan itu, ketimpangan akses masih nyata. Survei OJK mencatat tingkat inklusi keuangan syariah stagnan di angka 13,41 persen, sementara tingkat literasinya telah mencapai 43,4 persen. Prof Ma’ruf mengingatkan pentingnya mengedukasi masyarakat bahwa ekonomi syariah tidak hanya ritual, tetapi juga solusi sosial.

“Zakat itu bukan hanya ibadah spiritual, tapi juga muamalah. Ini perlu dipahami umat. Kita harus menjembatani kesadaran agar literasi naik bersama inklusi,” ujar Prof Ma’ruf.

Masalah integrasi ekosistem juga menjadi sorotan. Ali Sakti dari Bank Indonesia menyebut bahwa pelaku ekonomi halal masih berjalan sendiri-sendiri tanpa sinergi. “Seperti gasing yang berputar sendiri-sendiri,” katanya.

Di sektor keuangan sosial syariah, potensi besar juga belum tergarap optimal. Dana ZIS-DSKL (Zakat, Infak, Sedekah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya) yang terkumpul hingga akhir 2024 mencapai Rp40,5 triliun, naik 25,3 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah penerima manfaat melonjak menjadi 119 juta jiwa.

Namun, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama, Prof Waryono Abdul Ghofur, mengungkapkan bahwa dari potensi zakat sebesar Rp327 triliun, realisasi hanya Rp41 triliun, dan yang benar-benar tercatat hanya Rp13 triliun. “Banyak masyarakat berzakat langsung ke mustahik tanpa melalui lembaga resmi. Ini membuat data tidak tercatat dan kemanfaatannya tidak bisa diukur secara strategis,” ujarnya.

Tantangan lain ada di sektor pertanian. Prof Bustanul Arifin dari INDEF menyebut rata-rata petani hanya memiliki lahan 0,3 hektare. “Dengan luas lahan segitu, mustahil kita bicara soal kesejahteraan petani. Skema bagi hasil berbasis syariah harus jadi solusi,” katanya.

Menanggapi hal itu, Prof Ma’ruf menekankan pentingnya optimalisasi aset lahan yang selama ini dikuasai institusi tapi tidak dimanfaatkan. “Lahan kita banyak, tapi terbengkalai. Kita perlu aturan agar tanah itu bisa diserahkan ke masyarakat, lewat skema dana sosial dan wakaf produktif,” tegasnya.

Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2024/2025 menempatkan Indonesia di peringkat keempat dunia dalam pengembangan ekonomi syariah secara keseluruhan. Sektor makanan halal menempati posisi kedua dari sisi permintaan. Namun, dari sisi produksi dan ekspor, Indonesia masih tertinggal jauh dibanding Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Sebagai penutup, Prof Ma’ruf menyerukan gerakan kolektif membangun ekonomi syariah yang berkelanjutan. “Hasil adalah urusan Allah. Tapi bergerak adalah kewajiban kita. Jabatan boleh berakhir, tapi perjuangan memajukan ekonomi syariah tidak boleh berhenti,” ujarnya.

Read Entire Article